Intan,Anak Tukang Tambal Ban Berhasil Lulus Cum Laude

Penulis: MI/AHMAD NOVRIWAN Pada: Minggu, 01 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Intan,Anak Tukang Tambal Ban Berhasil Lulus Cum Laude

MI/AHMAD NOVRIWAN

TUMPAH ruah para wisudawan didampingi orangtua dan kerabat di ruang wisuda Universitas Lampung, Rabu (28/1). Sebanyak 512 wisudawan-wisudawati mengikuti prosesi menjadi sarjana. Ratusan orang yang berkumpul di ruang wisuda tercengang saat mendengar nama Intan Bonita Haposan Lumban Gaol, 23, dari fakultas teknik, terpilih sebagai wisudawati terbaik dengan menyandang indek prestasi kumulatif 3,74 dan menempuh masa kuliah 3,3 tahun.

Indah, sapaan akrab perempuan berambut ikal itu, terharu saat dia disebut sebagai lulusan terbaik dengan predikat cum laude. Ayahnya bekerja sebagai tukang tambal ban di Kabupaten Pringsewu, sekitar 60 km dari Kota Bandar Lampung.

"Saya sempat ingin menyerah karena tidak sanggup kuliah sampai selesai. Kebutuhan sehari-hari sudah mahal apalagi untuk biaya kuliah sampai selesai. Saya tinggal di kos, jauh dari orangtua. Mau tidak mau saya harus putar otak agar bisa tetap kuliah," ungkap perempuan kelahiran 25 Agustus 1993 itu.

Pada semester awal, ayahnya selalu mengirimkan uang kuliah secara teratur ditambah uang saku. Namun, ia mulai menolak kiriman uang dari orangtuanya sejak semester tiga.

Alasannya ayahnya hanya berpenghasilan pas-pasan dan harus memberi makan istri dan lima anaknya yang seluruhnya masih sekolah.

Ia pun memutar otak bagaimana bisa tetap bertahan di Kota Bandar Lampung. Caranya selama kuliah, dia mengambil pekerjaan yang ditawarkan salah seorang dosen di fakultas teknik.

Dengan mendapatkan uang dari hasil bekerja, Intan mengaku mampu membiayai hidup dan kuliah sampai selesai. Ayah dan ibunya yang setia mendampingi saat wisuda tidak dapat menahan rasa haru.

Haposan pun mengungkapkan tidak ada yang istimewa dalam membesarkan anak-anaknya. "Modalnya doa, sayur singkong tumbuk, dan pindang ikan arsik yang mungkin membuat dia pintar," kata Haposan.

Sang ayah pun memaparkan makanan ikan pindang arsik kesukaan anaknya itu. "Pindang berupa ikan mas yang diberi bumbu kunyit dan andaliman. Ditambah bumbu lain dan dimasak sampai bumbu meresap. Intan suka sekali sayur itu," tambahnya.

Namun, menu itu tidak selalu ada. Hanya saat Haposan punya uang lebih karena membeli ikan mas setiap hari dirasakan cukup mahal. Ia pun mengisahkan bahwa kerja keras ialah semangat orang Batak untuk hidup. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha, demikian prinsip hidup Haposan.

"Anda bisa lihat tidak ada orang suku kami yang susah. Susah-susahnya orang Batak selalu eksis meski bermodalkan kompresor," ujar Haposan penuh canda. "Di mana ada kompresor, di situ Batak ada," imbuhnya dengan rasa bangga.

Intan pun belum memutuskan akan bekerja di mana selepas lulus.(N-4)