Jepang dan IS Temui Jalan Buntu

Penulis: MI Pada: Minggu, 01 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Jepang dan IS Temui Jalan Buntu

AFP
Aksi duka cita untuk korban ISIS

WAKIL Menteri Luar Negeri Jepang Yasuhide Nakayama mengatakan negosiasi dengan kelompok Islamic State (IS) mengalami jalan buntu.

Nakayama yang memimpin tim tanggap darurat Tokyo di Amman, Yordania, mengatakan tidak ada kemajuan dalam upaya pembebasan wartawan lepas Jepang Kenji Goto dan pilot Yordania Maaz al-Kassasbeh.

"Perundingan mengalami jalan buntu. Namun, kami akan tetap waspada dan terus menganalisis serta memeriksa informasi yang masuk sebagai upaya bersama," kata Nakayama dalam konferensi pers di Amman, Yordania, kemarin.

Di Tokyo, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu dengan Menteri Luar Negeri Fumio Kishida dan Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga di kediamannya.

"PM memerintahkan kami untuk menangani dan berkoordinasi erat dengan Yordania serta negara-negara lain yang berkepentingan karena situasi masih sangat parah," kata Suga setelah pertemuan.

Sebelumnya, IS mengancam akan membunuh Kassasbeh pada Kamis (29/1) kecuali Sajida al-Rishawi, perempuan Irak yang ditahan karena upaya melakukan aksi bom bunuh diri ditukar dengan Goto.

Yordania mau melepaskan Rishawi. Namun, mereka menuntut bukti bahwa pilot mereka yang jatuh di Suriah pada 24 Desember lalu masih hidup. Yordania juga meminta pembebasan Kassasbeh menjadi bagian pertukaran Rishawi dengan Goto.

Meski batas waktu yang ditetapkan telah dilewati, hingga kini belum ada kabar terbaru dari kelompok yang menguasai Suriah serta Irak bagian utara dan menyandera puluhan warga negara asing lainnya itu.

Jepang tidak mengambil peran militer dalam perang melawan IS. Namun, 'Negeri Matahari Terbit' itu memberikan bantuan finansial kepada negara-negara yang terkena dampak perang tersebut.

Semenjak Jepang mengumumkan bantuan finansial, IS merilis video yang menunjukkan dua warga negara Jepang, yakni Goto dan kontraktor keamanan swasta Haruna Yukawa menjadi sandera.

Dalam pesan awal kepada Jepang, IS hanya memberikan waktu 72 jam pada Tokyo membayar uang tebusan senilai US$200 juta jika ingin menyelamatkan nyawa kedua warga negaranya.

Ketika batas waktu berakhir, video yang menunjukkan Yukawa dalam keadaan kepala terpenggal dirilis melalui daring. Bersamaan dengan itu, IS mengirimkan sebuah pesan menuntut pembebasan Rishawi. Pesan tersebut diklaim disampaikan oleh Goto.(AFP/Fox/I-2)