Asian Games Terancam Gagal

Penulis: MAGGIE NUANSA MAHARDIKA Pada: Sabtu, 07 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Asian Games Terancam Gagal

ANTARA/Saptono

INDONESIA terancam gagal menjadi tuan rumah Asian Games (AG) 2018 menyusul datangnya surat dari International Olympic Committee (IOC), induk organisasi olahraga dunia, dan Olympic Council of Asia (OCA), induk organisasi olahraga Asia. IOC dan OCA mempermasalahkan penggunaan 'lima cincin' pada logo Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Pihak IOC bahkan mengirimkan surat langsung ke Presiden Joko Widodo per 27 Januari. Adapun OCA mengirimkan surat ke KOI dan dite-ruskan ke Menpora RI Imam Nahrawi per 1 Februari.

"Dalam suratnya (baik IOC maupun OCA) meminta KONI segera menanggalkan logo lima ring serta atribut lainnya seperti theme song IOC hingga nama Olimpic. Jika tidak, suspend (penundaan Asian Games) bisa saja langsung diturunkan," kata Ketua KOI Rita Subowo di Kantor Kemenpora, Jakarta, kemarin.

Jika sanksi tegas diturun-kan baik oleh IOC maupun OCA, Indonesia jelas sangat dirugikan. Apalagi Indonesia saat ini bersiap diri untuk menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Selain itu, atlet Indonesia juga terancam tidak bisa turun pada kejuaraan internasional.

Selain sanksi tegas dari IOC dan OCA, yang dikhawatirkan oleh KOI ialah sanksi dari induk organisasi olahraga itu juga diikuti oleh induk organisasi cabang olahraga.

"FIFA bisa aja ikut-ikutan men-suspend PSSI atau induk organisasi cabang olahraga lainnya. Jangan lupa kita juga terancam tidak bisa turun di SEA Games 2015," kata mantan Ketua KONI Pusat itu.

''Di surat itu memang tertulis ada kata 'cancelation' (pembatalan) dan juga meminta Menpora untuk menyelesaikan urusan logo ini," jelas Ade Lukman, Ketua Komite Sport for All KOI.

Rita menjelaskan pihak IOC dan OCA sebenarnya telah menyurati KONI dan Kemenpora sejak 2013.

Baru tahu
Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi mengaku pihaknya baru mengetahui permasalahan terkait dengan penggunaan logo lima cincin pada logo KONI.

Dengan adanya pemaparan dari KOI pihaknya menilai harus ada pelurusan sejarah.

"Kita harus kembali ke semangat awal. KONI kembali ke tiga cincin dan KOI ke lima cincin. Yang jelas semuanya harus diselesaikan dan mementingkan masalah prestasi. Jika dikaitkan dengan ego masing-masing, ya susah," katanya saat dikonfirmasi.

Menurut dia, permasalahan KOI dan KONI sebenarnya bisa diselesaikan dengan cepat. Apalagi Menpora sebelumnya sudah mengeluarkan peraturan menteri (permen) untuk masalah tersebut.

"Yang jelas kami akan memerintahkan ke tim hukum Kemenpora untuk mengkaji permasalahan ini. Setelah itu semuanya akan kami kumpulkan," kata menteri dari Partai Kebangkitan Bangsa itu.

Pihaknya juga akan memastikan kasus tersebut pada Ditjen Hak Kekayaan Intelektual (Haki) Kementerian Hukum dan HAM. Pihaknya juga akan mununggu putusan Mahkamah Konstitusi soal itu.

"Peraturan menteri sudah menegaskan tugas masing-masing, KONI dan KOI. Jangan sampai isu KONI dan KOI malah menjadi propaganda ke publik untuk menggagalkan AG," ucap Imam. (Gnr/ Ant/R-3)
 maggie @mediaindonesia.com