Lolos dari Medan Perang, Ghana Tatap Gelar

Penulis: Asni Harismi Pada: Sabtu, 07 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Lolos dari Medan Perang, Ghana Tatap Gelar

AP/Sunday Alamba
Kerusuhan suporter saat pertandingan Ghana melawan Guinea Khatulistiwa

SETELAH mencetak kejutan dengan lolos ke semifinal, Guinea Khatulistiwa akhirnya harus tersingkir dengan noda dari Piala Afrika 2015. Di Stadion Malabo, dini hari kemarin, mereka kalah 0-3 dari Ghana yang diwarnai aksi brutal dari para suporter.

Jelang akhir paruh pertama, tuan rumah sudah tertinggal dua gol lewat penalti Jordan Ayew (42') dan Wakaso Mubarak (45'). Hal ini tampaknya memicu kemarahan dari para pendukung Guinea Khatulistiwa.

Pelatih Ghana Avram Grant dan para stafnya sampai harus dikawal polisi antihuru-hara saat jeda. Begitu pula para pemain, tapi wasit tetap melanjutkan pertandingan dan Andew Ayew mampu mencetak gol di paruh kedua itu, tepatnya di menit 75.

Selepas gol ketiga itu, suasana di Malabo makin tak terkendali karena suporter tuan rumah mulai menyasar pendukung Ghana. Kondisi itu membuat pertandingan dihentikan untuk sementara.

Helikopter pihak kepolisian bahkan terlihat terbang rendah di dalam area stadion, malam itu. Setelah lebih dari 30 menit, wasit Eric Arnaud Otogo-Castane kembali melanjutkan pertandingan meski suasana tampak tak lagi kondusif.

Federasi Sepak Bola Ghana tampak sangat berang dengan insiden itu. Melalui akun Twitter, mereka bahkan menyebut kondisi di Malabo malam itu mirip medan perang dengan keselamatan para fan, pemain, pelatih hingga ofisial tim terancam.

"Helikopter polisi terbang di atas lapangan, karena keselamatan para fan Ghana dalam bahaya. Kondisi ini mirip medan perang."

Di luar peristiwa tersebut, kemenangan itu membuat Ghana berhak memainkan final melawan Pantai Gading di Stadion Bata. Tim besutan Herve Renard itu lebih dahulu menyegel tiket ke final setelah menyingkirkan Republik Demokratik Kongo 3-1.

Minta maaf
Kondisi itu membuat Guinea Khatulistiwa terancam sanksi dari Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF). Padahal, mereka masih akan menjalani play-off perebutan tempat ketiga melawan Republik Demokratik Kongo, Minggu (8/2) dini hari nanti.

Kapten Emilio Nsue meminta maaf kepada semua pihak atas kejadian itu. Ia mengaku belum pernah melihat suporter semarah itu. "Saya ingin meminta maaf atas nama tim dengan kejadian tadi. Itu merupakan pengalaman memalukan yang saya pun belum pernah mengalaminya," kata Nsue.

Pelatih Ghana Avram Grant juga mengaku kaget sekaligus tak menyangka dengan keributan tersebut. "Hampir setiap orang menjagokan Pantai Gading, tapi saya tegaskan kepada para pemain untuk tidak mendengar ocehan mereka dan terus konsentrasi dengan permainan di atas lapangan saja," tandasnya. (Soccerway/AFP/R-4)
[email protected]