Pesawat tanpa Sayap Milik ESA Diluncurkan

Penulis: Administrator Pada: Sabtu, 14 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Pesawat tanpa Sayap Milik ESA Diluncurkan

AFP

Pekan ini, para peneliti dan pejabat di Badan Antariksa Eropa tengah bersuka- cita merayakan kesuksesan misi baru mereka.Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil melakukan uji coba prototipe pesawat antariksa tanpa sayap bernama Intermediate Experimental Vehicle (IXV). Peluncuran pesawat dilakukan pada Rabu (11/2) di pangkalan milik ESA di Kourou, Guyana Prancis, dengan misi utama pergi ke angkasa luar dan kembali ke Bumi dengan mulus. IXV lepas landas menggunakan roket Vega.

Peluncur membawa IXV terbang hingga ketinggian 320 km, sebelum melepaskan pesawat tanpa sayap seberat 2 ton itu. Dalam penerbangan orbital selama 100 menit itu, IXV mengangkasa hingga ketinggian lebih dari 400 km, lalu turun dengan kecepatan hipersonik. Setelah itu, pesawat mengeluarkan parasut pada ketinggian 26 km dan mendarat di perairan Pasifik, sekitar 3.000 km dari Pulau Galapagos, lalu dibawa oleh kapal penjemput. Pesawat berukuran panjang sekitar 5 meter itu dikonstruksi dalam bentuk pasak raksasa demi mencapai keseimbangan. Dari aspek teknologi, IXV dilengkapi sensor serta kamera untuk memantau performa setiap tugas yang diemban. Panel keramik berfungsi untuk melindungi pesawat dari temperatur tinggi ketika mengangkasa, yang bisa mencapai 1.700 derajat celsius. Manuver digerakkan empat roket pendorong. Adapun dua sistem kemudi yang dipasang di bagian belakang berfungsi memberi kestabilan ketika turun.

Naik kelas
Pesawat tanpa awak sengaja dirancang khusus untuk menjalani misi kembali ke Bumi dengan selamat. Sebelum uji coba IXV, penerbangan antariksa ESA hanya bersifat satu arah. Ulang-alik dikirim ke tata surya, tapi tak pernah kembali atau sengaja dihancurkan di angkasa. Begitu juga dengan para astronaut asal Eropa, yang terbang ke angkasa dari wilayah otoritas ESA, tapi terpaksa harus mendarat di AS ataupun Rusia.

Kekurangan itu melatarbelakangi pengembangan IXV. Dengan pengembangan itu, ESA diyakini setara dengan lembaga-lembaga antariksa elite lainnya. Lembaga Eropa itu akan menandingi pencapaian badan antariksa Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok dalam hal pengembangan pesawat antariksa yang tidak hanya mampu menerbangkan, tapi juga bisa mendaratkannya dengan selamat di Bumi.

Giorgio Tumino, Kepala Program ESA, menyambut gembira pencapaian awal tersebut. "Eropa telah menunjukkan dasar kemajuan teknologi untuk melakukan misi kembali dari orbit. Meski begitu, misi belum sepenuhnya selesai.

"Perlu dilakukan analisa terhadap data yang dikumpulkan," ujarnya.Pembuatan IXV merupakan program yang dipimpin Italia dan melibatkan 40 perusahaan, universitas, peneliti, dan lembaga dari 10 negara Eropa. Pengembangan prototipe itu menghabiskan dana 170 juta euro, sedangkan operasi peluncuran memakan biaya 40 juta euro.

Berikutnya, ESA akan membangun robot angkasa luar yang dirancang untuk mendarat secara otomatis bernama PRIDE (Programme for Reusable In-orbit Demonstrator for Europe). (AFP/Dhk/L-1)