Pasukan Perdamaian Dilibatkan

Penulis: Wendy Mehari Utami Pada: Jumat, 20 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Pasukan Perdamaian Dilibatkan

AFP/Andrey Bourcoulin

PRESIDEN Ukraina Petro Poroshenko, pada Rabu (18/2), meminta pasukan perdamaian Eropa membantu menegakkan kesepakatan gencatan senjata yang dinilai telah gagal di Ukraina Timur setelah Kota Debaltseve direbut kelompok separatis pro-Rusia pada Selasa (17/2).

Dewan Nasional Keamanan dan Pertahanan Ukraina menyetujui keputusan untuk mengundang pasukan perdamaian ke Ukraina guna memonitor perbatasan Ukraina-Rusia.

"Menurut kami, format terbaik ialah misi perdamaian dari Uni Eropa. Kami yakin ini merupakan cara paling efektif dan paling menjamin keamanan," ucap Poroshenko.

Permintaan Poroshenko agar Uni Eropa mengerahkan pasukan perdamaian ke Ukraina guna menegakkan kesepakatan gencatan senjata itu disebut pihak Rusia justru bertujuan menggagalkan kesepakatan.

"Ketika seseorang bukannya melakukan apa yang sudah dia sepakati bersama pihak lain dan malah mengajukan skema lain dengan begitu cepat, itu justru memunculkan kecurigaan bahwa dia hendak menggagalkan kesepakatan," ucap Dubes Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin.

Bersamaan dengan pengakuan Poroshenko yang menyatakan dia telah memerintahkan penarikan mundur 2.500 pasukan dari Debaltseve, sejumlah tentara dilaporkan memang terlihat berdatangan di Kota Artemivsk, di dekat Debaltseve. Namun, seorang prajurit justru mengaku, "Kami tidak tahu ada perintah penarikan mundur. Kami baru tahu ketika kendaraan tempur kami mulai pergi dari posisi kami."

Belum gagal
Sesuai kesepakatan antara Ukraina dan Rusia dengan mediasi Jerman dan Prancis pekan lalu di Minsk, Belarus, pasukan Kiev (Ukraina) dan kelompok separatis pro-Rusia mestinya meletakkan senjata dalam sepekan dan mulai menarik kendaraan tempur dari garis depan pertempuran. Namun, kubu separatis tetap melanjutkan serangan ke Kota Debaltseve.

Situasi di Debaltseve yang merupakan jalur kereta penghubung wilayah pendudukan separatis, yakni Donetsk dan Luhansk, belum dapat dipastikan, termasuk status sekitar 5.000 warga sipil yang masih terjebak di kota itu. Jurnalis dan tim pengawas dari Organization for Security and Cooperation in Europe pun tidak dapat masuk ke Debaltseve.

Kesepakatan gencatan senjata sedianya menjadi langkah pertama dalam menyetop konflik di Ukraina Timur yang berlangsung sejak April 2014 dan sudah menewaskan lebih dari 5.600 orang. Prancis yang memediasi kesepakatan di Minsk, juga Amerika Serikat (AS), berkukuh kesepakatan gencatan senjata itu belum gagal dengan berdasarkan pada laporan penarikan sejumlah senjata berat di Donetsk dan Luhansk.

Pada Rabu (18/2), juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki juga menambahkan, "Menlu John Kerry pun telah berbicara dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan mendesaknya untuk menyetop serangan separatis dan serangan Rusia di titik-titik posisi pasukan Ukraina di Debaltseve."