Jokowi Diminta Berhemat

Penulis: MI/RUDY POLYCARPUS Pada: Senin, 23 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Jokowi Diminta Berhemat

MI/PANCA SYURKANI

KEPUTUSAN Presiden Joko Widodo lebih sering berkantor di Istana Bogor, Jawa Barat, menuai kritik. Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menilai pemindahan aktivitas Presiden dari Jakarta ke Istana Bogor sebagai pemborosan anggaran. Uchok mengungkapkan alokasi anggaran untuk Istana Bogor hanya sebesar Rp26,8 miliar. Jumlah tersebut, jelas dia,bukan disiapkan untuk aktivitas sehari-hari Jokowi,termasuk rapat kerja. Ia khawatir, anggaran tersebut akan cepat habis sebelumwaktunya. "Kalau habis, kemungkinanakan dipakai alokasi anggaran untuk penyelenggarapengelolaan Istana Kepresidenan Jakarta sebesar Rp70,9miliar," kata Uchok saat berbincang-bincang dengan Media Indonesia di Jakarta,kemarin.

Menurut dia, kalau alokasi anggaran Istana Kepresidenan Jakarta dipakai untuk Istana Bogor, itu namanyaanggaran ganda. Akan tetapi, jika Jokowi hanya berkantor di Istana Negara, alokasi anggaran untuk Istana Bogor tentu tidak tersedot.
"Artinya, ada penghematan anggaran. "Uchok kemudian menyinggung membengkaknya anggaran kementerian-kementerian akibat pemindahan tersebut. Misalnya, muncul anggaran perjalanan dinas danuang representasi untuk 34 menteri untuk sekali rapat sebesar Rp23.120.000. Ia menambahkan jumlah tersebut belum termasuk pembengkakan anggaranbahan bakar minyak (BBM). Dengan kalkulasi jarak Jakarta-Bogor sejauh 70 kilometer, tutur Uchok, ituakan menyedot anggaran Rp7.180.800 bagi 34 menteri untuk sekali rapat. "Mari kita simulasikanseorang menteri memakai mobil merek Toyota jenisCrown Royal Saloon. BBM pergi-pulang terpakai 24liter dengan harga pertamax Rp8.800. Untuk sekali rapatdi Istana Bogor dibutuhkan anggaran tak kurang dari Rp30.300.800," terangnya.

Bila dalam sebulan digelar empat kali rapat, sambungUchok, terjadi pemborosan sebesar Rp121.203.200.Menurutnya, kalkulasi tersebut baru dari sisi anggaran.Hambat efektivitas Lebih jauh ia mengatakanpemindahan tempat kerja Presiden justru menghambat efektivitas kerja paramenteri Kabinet Kerja dan membuat gerak birokrasimelamban. Menurutnya, kondisi tersebut malah bertolakbelakang dengan moto Jokowi, yakni 'kerja, kerja,kerja.' "Misalnya, menteri rapatdi Bogor, kemudian harus pulang lagi untuk rapat dikementeriannya dengan eselon satu. Ini menjadi sangatlamban dan waktu hanya habis jalan," cetusnya.Wakil Presiden Jusuf Kalla sempat menyinggung jauhnyajarak yang harus ditempuh ke Istana Bogor. Juru bicara Kalla, Husain, mengatakanpemindahan ke Istana Bogor tidak menghambataktivitas Wakil Presiden. Pasalnya, jelas Husain,Kalla sudah memiliki jadwal tetap dan waktu tempuh yangrelatif singkat, yakni sekitar 40 menit. "Misalnya, kalau rapat kabinet itu kan setiap Rabu, dan rapat dengan kepala daerahJumat. Jadi tidak masalah kalau beliau cerita ke saya,”ujarnya. Husain menambahkan,waktu dan jarak tempuh bakal menjadi kendala jikaPresiden menggelar rapat dadakan. “Namun, saya rasaitu tak masalah," pungkas Husain.