Nuansa Mewah Karya Desainer Indonesia

Penulis: MI/HANIFA RIZKA PUTRI Pada: Selasa, 24 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Nuansa Mewah Karya Desainer Indonesia

AFP/ROBYN BECK

SETELAH pergelaran Academy Award atau Oscar 2015, masih ada pesta megah dan mewah yang dinamakan The Governors Ball. Nuansa kemegahan itu ternyata buah sentuhan warga Indonesia, Irma Hardjakusumah, 40. Ia dipercaya menjadi desainer interior untuk pesta yang dihadiri 1.500 undangan tersebut.

Ribuan foto yang menggambarkan perkembangan perfilman di Amerika Serikat (AS) tampak menghiasi ruang Ray Dolby Ballroom di Hollywood & Highland Center, California, AS, yang digunakan untuk Governors Ball.

''Tahun ini saya banyak mengambil inspirasi dari perpustakaan Margaret Herrick di Beverly Hills, California. Di situ banyak disimpan sejarah dan perkembangan dunia perfilman di AS. Perpustakaan itu menambah ide saya, yang kemudian saya tuangkan ke dalam desain untuk Governors Ball itu,'' ujar Irma, seperti yang dilansir oleh Voice of America (VOA) Indonesia, pada Minggu (22/2).

Nama Irma sebetulnya bukan hal baru dalam dunia desain interior pesta megah di 'Negeri Paman Sam'. Irma juga pernah menangani berbagai pesta besar seperti Emmy Award dan beberapa pesta di Hollywood, sebelum berpartisipasi dalam The Governors Ball Oscar 2015.

Lebih lanjut, Irma bercerita tentang konsep yang diambil dalam Governors Ball Oscar tahun ini, yakni era Hollywood tempo dulu.

''Saya mengambil era 1920-an hingga 1940-an. Jadi ruangannya itu ada kesan old Hollywood, old glamor,'' tambahnya.

Bersama sang produser, Cheryl Cecchetto, untuk proyek Governors Ball tersebut Irma mengaku harus mempersiapkan ribuan foto yang menggambarkan perkembangan perfilman di AS dari perpustakaan Margaret Herrick.

''Mulai foto-foto di belakang layar, publikasi atau istilahnya photo set, dan desainer kostum. Pokoknya dunia perfilman dari awal abad ini,'' tambahnya.

Irma yang sudah 17 tahun tinggal di Amerika Serikat menyelesaikan pendidikan S-1 di Jurusan Aristektur, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Ia kemudian melanjutkan studi ke University of California Los Angeles (UCLA) dan Art Center College of Design.

Kini, ia memiliki perusahaan Ethos Design. Ia sendiri yang menjadi design director di perusahaan itu.

Irma mengaku sangat bersyukur bisa terlibat dalam penggarapan desain berbagai pesta bergengsi di AS. Namun, yang menjadi kepuasan bagi dirinya sebagai seorang desainer ialah ketika ia diizinkan untuk berkreasi tanpa batas. ''Sebenarnya, yang sangat saya nikmati dalam proyek-proyek itu ialah mereka mengizinkan saya untuk mencoba banyak sekali bentukan ruang yang belum pernah saya coba sebelumnya,'' papar Irma.

Dari pengalaman itu pula Irma mengaku mendapat peluang untuk mencoba struktur baru dalam desain interior. ''Itu yang saya syukuri. Istilahnya pushing the envelop,'' tutur Irma.

Saat ditanya apa yang menjadi kunci kesuksesannya itu, Irma menjawab kerja keras, selain kesempatan dan peluang.

''Menurut saya, banyak orang melepas opportunity yang ada di depan mereka. Satu lagi, kita harus tahan banting.''

Belasan tahun menetap di Amerika, tersimpan sebuah cita-cita dalam benak Irma untuk turut berkontribusi bagi Indonesia, tanah kelahirannya.

''Salah satu mimpi saya, ingin turut berpartisipasi membangun museum di Jakarta,'' pungkasnya sambil tersenyum. (X-8)