Kerahkan Tentara demi Pusara

Penulis: MI/DERI DAHURI Pada: Selasa, 24 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Kerahkan Tentara demi Pusara

AP/Mursel Coban, Depo Photos

SEBANYAK 572 personel tentara Turki telah memasuki wilayah Suriah. Kedatangan tentara asing ke daerah konflik Suriah tersebut dipandang sebagai serangan yang tidak diduga sebelumnya. Namun, kedatangan tentara Turki itu bukanlah untuk bertempur melawan milisi Islamic State (IS).

Mereka datang untuk merelokasi pusara bersejarah. Mereka juga mengemban tugas menggantikan tentara sebelumnya yang menjaga monumen tersebut. Pasalnya, monumen dan makam bersejarah itu sempat dikepung kelompok militan IS.

Turki mengerahkan 572 tentara dengan dukungan 39 tank, 57 kendaraan bersenjata, dan 100 kenderaan militer dalam operasi relokasi pusara Suleyman Shah yang dinamai Operasi Shah Firat. Perdana Menteri (PM) Turki Ahmet Davutoglu mengatakan misi yang dilakukan pada Sabtu (21/2) itu telah dituntaskan dengan sukses. Para tentara telah menyelamatkan pusara Suleyman Shah, cucu pendiri Kekaisaran Ottoman, Osman I, dan telah kembali ke Turki.

Untuk tiba di lokasi makam di Aleppo, tank-tank Turki melintasi jalan-jalan rusak di Kota Kobane, Suriah, yang sebelumnya dikuasai milisi IS dan kini diduduki pasukan Kurdi Peshmerga. Setelah membawa pusara Suleyman Shah, tentara Turki meledakkan monumen bersejarah tersebut hingga rata dengan tanah. Tujuannya agar lokasi permakaman tidak disalahgunakan kelompok militan IS.

Pusara lantas dipindahkan ke sebuah bukit di Distrik Eshme, Suriah, yang berjarak 200 meter dari perbatasan Turki. Wilayah itu terlihat jelas dari daerah perbatasan Turki. Di pusara baru itu, bendera Turki pun ditancapkan.

Berdasarkan kesepakatan 1921, kompleks pusara Suleyman Shah yang berada di Sungai Euphrat dijaga 40 tentara Turki. Kompleks bersejarah itu, sesuai dengan kesepakatan yang sama, merupakan wilayah kedaulatan Turki. Itu berarti lokasi baru pusara di Eshme, Suriah, merupakan teritorium baru bagi Turki.

Kompleks itu menjadi simbol penting bagi Turki karena sosok Suleyman Shah yang diyakini wafat pada 1236 menghubungkan Turki dengan dinasti Ottoman. Kata Davutoglu, ''Sebuah bangsa tidak dapat membangun masa depan tanpa masa lalu dan simbol yang mengingatkan akan leluhur.''

Dikecam
Militer Turki menyebut, dalam operasi relokasi pusara Suleyman Shah itu, seorang tentara Turki tewas akibat kecelakaan saat pasukan operasi baru memasuki wilayah Suriah. Davutoglu mengatakan operasi tersebut memang memiliki 'potensi risiko'. Namun, kata dia, Turki tidak mengalami kerugian apa pun. ''Ini merupakan operasi yang sangat sukses sampai tahap akhir.''

Di lain pihak, Kementerian Luar Negeri Suriah mengecam 'serangan dadakan' Turki itu. Suriah sendiri mengaku telah diinformasikan Ankara tentang operasi relokasi pusara itu, tetapi Turki disebutnya tidak menunggu persetujuan dari Suriah.

Sejak perang saudara melanda Suriah pada 2011, pemerintah Damaskus tak lagi mengendalikan wilayah di Provinsi Aleppo. Namun dengan kedatangan tentara 'Kekaisaran Ottoman', pemerintah Suriah menyebut Ankara turut campur dalam konflik Suriah. (AFP/I-1)