Tiga Remaja Bergabung dengan IS

Penulis: Haufan Hasyim Salengke Pada: Rabu, 25 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Tiga Remaja Bergabung dengan IS

AFP

ABASE Hussen tidak menaruh curiga ketika putri kesayangannya, Amira Abase, 15, meminta izin untuk menghadiri acara pesta pernikahan.

Dia baru menyadari telah kecolongan saat mengetahui Amira bersama dua teman perempuannya--Shamima Begum, 15, dan Kadiza Sultana, 16,--terdeteksi telah terbang ke Istanbul, Turki.

Kepolisian Inggris pun bergerak cepat karena mengkhawatirkan ketiga remaja tanggung itu berencana masuk ke wilayah Suriah atau Irak.

Mereka diduga hendak bergabung dengan kelompok militan Islamic State (IS) yang saat ini menguasai sebagian besar wilayah kedua negara Timur Tengah itu.

Sebelumnya, pihak keluarga mengaku tidak ada tanda-tanda mereka bakal bertolak ke Damaskus atau Baghdad.

"Kami tak berhenti menangis. Tolong, jangan pergi ke Suriah," ungkap Abase Hussein dengan nada emosional seperti dilansir CNN, Senin (23/2).

Enam hari lalu, trio remaja itu dilaporkan lari dari rumah mereka dan terbang dari London, Inggris, ke Istanbul, Turki.

Berbeda alasan dengan Amira, keluarga Shamima mengatakan famili mereka itu terakhir kali terlihat pada Selasa (17/2), ketika dia menaiki sebuah bus dan mengklaim memiliki kelas ekstra di sekolah mereka.

Polisi mengatakan mereka mendeteksi gadis-gadis itu mengakses penerbangan pesawat Turkish Airlines yang berangkat dari Bandara Gatwick, Crawley, West Sussex, Inggris, ke Istanbul, Turki.

"Suriah merupakan tempat yang berbahaya dan kami tidak ingin kalian ke sana," ungkap pernyataan bersama yang disampaikan keluarga para remaja itu yang dirilis polisi.

Seorang pengguna Twitter dengan nama Begum telah menghubungi Aqsa Mahmood, seorang wanita dari Glasgow, Skotlandia, pekan lalu.

Aqsa Mahmood dikabarkan telah melakukan perjalanan ke Suriah tahun lalu.

Perempuan tersebut diketahui telah menikah dengan seorang pejuang IS.

Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron mengatakan sangat mengkhawatirkan ketiga remaja itu telah bertolak ke Suriah.

Dia menduga para remaja tersebut telah diperdaya ideologi ekstremisme IS saat mengakses internet di kamar tidur mereka.

Sultana dan Begum ialah warga Inggris, sedangkan Abase berkebangsaan Jerman.

Kekhawatiran Cameron dan aparat keamanan bukan tanpa dasar.

Pasalnya, ada sekitar 500 warga Inggris yang diyakini telah melakukan perjalanan ke Irak dan Suriah untuk bergabung dengan kelompok IS.

Turki membantu
Dari Ankara, Ibrahim Kalin, seorang perwakilan untuk Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada konferensi pers bahwa Turki akan turun tangan membantu mencari gadis-gadis itu.

"Tentang tiga warga Inggris, pemerintah Inggris dan otoritas Turki, pasukan keamanan dan intelijen kami telah bekerja sama dengan serius untuk menemukan, menghentikan mereka, atau untuk mencari tahu apa yang memotivasi mereka datang ke sini," ujarnya.