Fadli Zon Minta Pemerintah Fokus Bayar Utang Luar Negeri
Stok Beras Berlimpah Siap Digelontorkan
PEMERINTAH memiliki stok beras cukup besar dan siap digelontorkan ke pasar untuk menekan lonjakan harga yang dimainkan para pedagang besar.
Stok beras yang dikuasai Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini mencapai 1,4 juta ton dan belum lagi tambahan pasokan dari panen yang terjadi di beberapa daerah.
''Jadi kalau ada yang mau mempermainkan harga beras, justru akan rugi. Karena Bulog sudah tambah 300 ribu ton sampai 500 ribu ton ke pasar dalam sebulan ini,'' tegas Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, kemarin.
Saat ditemui terpisah, Menko Perekonomian Sofyan Djalil juga menegaskan Bulog akan terus melakukan operasi pasar, terutama dari cadangan beras miskin (raskin) yang penyalurannya sempat tertunda sebanyak 320 ribu ton.
Pemberian raskin yang tertunda tersebut, menurut Sofyan, lebih karena adanya perbaikan pada sistem. ''Pemerintah akan all out, akan menggelontorkan sebanyak mungkin. Ini juga untuk menjaga inflasi jangan terlalu tajam naiknya.''
Terkait dengan stok beras nasional, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan pihaknya tidak akan membuka keran impor beras. ''Kan panen sedang terjadi di banyak daerah. Ini nanti yang bisa jadi cadangan Bulog. Kita juga harus berpihak kepada petani dalam rangka ketahanan pangan nasional,'' ujarnya di sela-sela kunjungan ke Media Group, kemarin.
Kepastian beras hasil panen petani akan diserap Bulog juga dikemukakan Irjen Kementerian Pertanian Aziz Hidayat.
''Bulog telah membuat MoU (nota kesepakatan) untuk menadah hasil panen petani periode panen raya mendatang,'' ujar Aziz ketika ditemui di kantornya.
Kementan memproyeksikan sebagian besar sentra produksi beras akan memasuki periode panen raya pada Maret-April mendatang.
Terkait informasi lonjakan harga beras sebesar 30%, data yang dimiliki Kemendag menyebutkan harga beras di pasaran hanya naik 12%-13% di tingkat grosir dan hanya 2%-3% di tingkat pengecer. (Wib/Ire/Mag/Fat/X-10)
Stok beras yang dikuasai Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) saat ini mencapai 1,4 juta ton dan belum lagi tambahan pasokan dari panen yang terjadi di beberapa daerah.
''Jadi kalau ada yang mau mempermainkan harga beras, justru akan rugi. Karena Bulog sudah tambah 300 ribu ton sampai 500 ribu ton ke pasar dalam sebulan ini,'' tegas Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, kemarin.
Saat ditemui terpisah, Menko Perekonomian Sofyan Djalil juga menegaskan Bulog akan terus melakukan operasi pasar, terutama dari cadangan beras miskin (raskin) yang penyalurannya sempat tertunda sebanyak 320 ribu ton.
Pemberian raskin yang tertunda tersebut, menurut Sofyan, lebih karena adanya perbaikan pada sistem. ''Pemerintah akan all out, akan menggelontorkan sebanyak mungkin. Ini juga untuk menjaga inflasi jangan terlalu tajam naiknya.''
Terkait dengan stok beras nasional, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan pihaknya tidak akan membuka keran impor beras. ''Kan panen sedang terjadi di banyak daerah. Ini nanti yang bisa jadi cadangan Bulog. Kita juga harus berpihak kepada petani dalam rangka ketahanan pangan nasional,'' ujarnya di sela-sela kunjungan ke Media Group, kemarin.
Kepastian beras hasil panen petani akan diserap Bulog juga dikemukakan Irjen Kementerian Pertanian Aziz Hidayat.
''Bulog telah membuat MoU (nota kesepakatan) untuk menadah hasil panen petani periode panen raya mendatang,'' ujar Aziz ketika ditemui di kantornya.
Kementan memproyeksikan sebagian besar sentra produksi beras akan memasuki periode panen raya pada Maret-April mendatang.
Terkait informasi lonjakan harga beras sebesar 30%, data yang dimiliki Kemendag menyebutkan harga beras di pasaran hanya naik 12%-13% di tingkat grosir dan hanya 2%-3% di tingkat pengecer. (Wib/Ire/Mag/Fat/X-10)
