Menuju Suriah lewat Jejak Pengantin Jihad

Penulis: MI/Drd Pada: Kamis, 26 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Menuju Suriah lewat Jejak Pengantin Jihad

AFP

DELAPAN pelajar putri Inggris telah terbang ke Suriah dalam tujuh bulan terakhir. Untuk sampai ke daerah tujuan, mereka menggunakan rute yang disebut 'jejak pengantin jihad'. Ternyata jumlah perempuan asal Inggris yang pergi ke 'Negeri Syam' itu bukan lagi dalam hitungan puluhan, melainkan ratusan orang. Sebelum berangkat, mereka telah mengajukan lamaran pernikahan dengan anggota militan Islamic State (IS) secara daring. Bisa jadi, jumlah perempuan Inggris yang bertolak ke Suriah dan Irak lebih besar daripada yang diperkirakan. Pasalnya, polisi dan sejumlah keluarga memilih untuk menutup rapat-rapat apa yang terjadi. Dengan menjaga kerahasiaan itu, badan antiterorisme Britania Raya diharapkan tidak kalah langkah dalam melawan radikalisasi kalangan muslim muda di jaringan internet. Tiga pelajar Inggris yang merupakan teman akrab--Shamima Begum, 15, Kadiza Sultana, 16, dan Amira Abase, 15--dari Bethanal Green Aca-demy dilaporkan kini telah berada di Suriah.

Ketiganya terbang dari Bandara Gatwick, Inggris, menuju Istanbul, Turki, pada awal bulan ini. Seorang pelajar putri yang namanya dirahasiakan dari sekolah yang sama dilaporkan telah lebih dulu bertolak ke Suriah pada Desember lalu. Pekan lalu setelah tiga sahabat itu berangkat melalui jalur Istanbul, Yusra Hussien, 16, dari Bristol dan Samya Dirie, 17, dari London selatan menyusul ke Suriah. Dari sejumlah informasi, tiga gadis remaja yang terbang ke Istanbul dan hendak memasuki wilayah Suriah pekan lalu itu menggunakan rute yang sama. Rute tersebut juga digunakan dua gadis kembar yang berusia 16 tahun--Salma dan Zahra Halane--yang meninggalkan Kota Manchester pada Juni 2014. Pasangan kembar itu merupakan dua pelajar Inggris pertama yang diketahui melakukan perjalanan ke Suriah. Namun sumber dari Daily Mail menyebut kini sebagian dari 60 perempuan muda asal Inggris itu telah menyandang status janda. Pasalnya, suami mereka telah tewas dalam pertempuran dengan kelompok Kurdi dan serangan udara pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS).