Kredit BTN Tumbuh Agresif

Penulis: FATHIA NURUL HAQ Pada: Jumat, 27 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Kredit BTN Tumbuh Agresif

ANTARA/Audy Alwi

BANK Tabungan Negara (persero) Tbk terus berkomitmen untuk membantu upaya pemerintah dalam penurunan krisis rumah atau backlog di Tanah Air. Hal itu tecermin dari realisasi pe nyaluran kredit dan pembiayaan hingga akhir 2014 senilai Rp116 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal IV 2014 yang dipublikasikan, kemarin, total kredit itu tumbuh 15,38% jika dibandingkan dengan akhir 2013 yang sebesar Rp100,46 triliun. Pertumbuhan kredit itu berada di atas rata-rata industri perbankan di dalam negeri yang sesuai dengan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) naik 11% secara tahunan (year on year/yoy).

Meski agresif dalam penyaluran pinjaman ke masyarakat, bank berkode emiten BBTN itu tetap menjaga kualitas kredit
mereka. Buktinya, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bergerak turun ke level 4,01%, dari tahun sebelumnya di angka 4,05%. "Peningkatan kredit mampu menaikkan nilai aset BTN. Perseroan kini naik ke peringkat sembilan bank nasional terbesar berdasarkan aset. Ini merupakan prestasi bagi manajemen sebagai bank yang fokus
ke segmen kredit perumahan rakyat (KPR)," ungkap Direktur Utama BTN Maryono di Jakarta, kemarin.

Total aset BTN mencapai Rp144,57 triliun. Nilai itu meningkat 10,22% yoy. Sejalan dengan laju kredit, bank yang ditunjuk sebagai bank sentral perumahan di Indonesia itu juga ciamik dalam peran fungsi intermediarinya. BTN mampu  menghimpun dana pihak ketiga menjadi Rp106,5 triliun, tumbuh 10,67% yoy. Di samping itu, BTN mampu mendorong bisnis nonkredit.

Hingga penghujung 2014, pendapatan selain bunga naik 38,72% menjadi Rp934,661 miliar. "Laba bersih BTN dapat
mencapai Rp1,1 triliun," sebut Maryono.

Uang muka 1%
Untuk tahun ini, lanjut dia, BTN akan melakukan percepatan pertumbuhan kredit yang ditargetkan naik 19%
yoy. Laju itu tetap berada di atas industri yang diproyeksi OJK hanya 15% yoy. Akselerasi kredit itu dilakukan seiring peran BTN sebagai integrator stakeholder strategis perumahan di Indonesia. Pemerintahan Jokowi-JK telah memberikan aspirasi untuk melakukan percepatan penyelesaian backlog melalui program sejuta rumah untuk rakyat.

Untuk itu, menurut Maryono, BTN akan meluncurkan program khusus KPR dengan uang muka 1% mulai 1 Maret 2015. Program itu diharapkan dapat membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang terkendala dalam menyiapkan uang muka (DP) rumah melalui fasilitas kredit perbankan.

Di sisi lain, untuk mendukung pertumbuhan kredit, Maryono menyebutkan tengah menjajaki peningkatan pendanaan selain DPK dan obligasi. “Kami sedang menjajaki upaya untuk mendapatkan pinjaman bilateral guna memperkuat struktur pendanaan Bank BTN,” pungkas Maryono. (RO/E-5)

[email protected]