Gejolak Harga Beras Berlanjut

Penulis: MI/LILIEK DHARMAWAN Pada: Jumat, 27 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Gejolak Harga Beras Berlanjut

ANTARA/David Muharmansyah

Gelontoran beras untuk warga miskin (raskin) di Banyumas, Jawa Tengah, ternyata masih belum mampu meredam gelojak harga beras di pasaran.

Berdasarkan pemantauan Media Indonesia, harga beras di Pasar Wage masih berkisar Rp9.800 hingga Rp10.000 per kilogram. "Harga beras untuk IR 64 kelas medium berkisar antara Rp9.800 hingga Rp10.000 per kilogram, sedangkan untuk kelas super mencapai Rp11.000," kata Saliyah, 51, kemarin.

Menurut Saliyah, harga beras di pasar memang masih stabil tinggi. Meski ada penyaluran raskin, harga beras masih tinggi. "Bahkan pasokan beras bukan dari Banyumas, justru dari luar, karena dari Banyumas belum ada yang panen," ujarnya.

Sebelumnya, Bulog Subdivisi Regional (Subdivre) Banyumas memilih menggelontorkan raskin untuk menurunkan harga beras di pasaran.

Kepala Bulog Subdivre Banyumas Rudi Amran mengungkapkan hingga Februari Bulog telah menggelontorkan 8.000 ton raskin untuk empat kabupaten, yaitu Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, dan Cilacap. "Dari empat kabupaten tersebut, Banyumas sudah dua kali digelontor. Pertama pada awal Februari lalu dan pekan ini baru Banyumas yang meminta penyaluran. Untuk tiga kabupaten lain nanti menyusul," jelas Rudi.

Dijelaskan oleh Rudi, pihaknya memang memilih menggelontorkan raskin untuk menurunkan harga beras di pasaran karena jumlahnya cukup besar. "Kami berharap dengan adanya penyaluran raskin akan mengerem harga beras di pasaran. Di sisi lain, penyaluran raskin bakal membantu kesulitan warga miskin karena setiap rumah tangga miskin mendapat jatah 15 kg dengan harga tebus Rp1.600 per kg," kata Rudi.

Operasi pasar
Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Flores Timur, NTT, menggelar operasi pasar beras, Rabu (25/2) dan kemarin. Kepala Subdivre Flores Timur, Pius Jari, kemarin, mengatakan pihaknya menggelontorkan 52 ton beras untuk dijual dengan harga Rp7.500 per kg di tiga Kecamatan. Hal itu dilakukan setelah harga beras menyentuh Rp12 ribu per kg.

Di wilayah Sleman, Yogyakarta, melonjaknya harga beras tidak membuat petani melepas gabah yang mereka miliki. Pasalnya, harga gabah dinilai masih rendah yakni Rp4.000 per kg. Padahal petani bakal untung jika harga gabah mencapai Rp5.000 per kg. Akibatnya harga beras jenis IR 64 masih tinggi yakni Rp10.000 per kg.

Di Sukabumi, Jawa Barat, yang merupakan daerah lumbung beras, kenaikan harga bahan pokok utama itu juga terjadi. "Untuk kualitas bagus semula Rp10.000 per liter, sekarang naik jadi Rp11.500 per liter. Adapun yang paling murah sekarang Rp9.500 per liter," kata Mulki Fauziansyah, 19, pedagang beras di Pasar Cisaat Blok KB-2.

Kesiapan menggelar operasi pasar diungkapkan Kepala Bulog Subdivisi Regional Malang, Jawa Timur, Arsyad, kemarin. Operasi pasar (OP) digelar di Pasar Besar Malang, Sabtu (28/2).

"Pelaksanaan OP pertama menjual 10 ton dengan harga eceran tertinggi Rp7.300 per kilogram," tukas Arsyad.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Perum Bulog Divisi Regional Sulsel, Rabu (25/2), juga mulai menyalurkan beras miskin untuk lima daerah, yaitu Makassar, Gowa, Maros, Pangkep, dan Takalar.

"Bulog Sulsel menyiapkan dan menjamin kebutuhan beras untuk Sulsel sebesar 90 ribu ton, yang cukup hingga 10 bulan," ungkap Kepala Divisi Regional Bulog Sulsel, Abdullah Djawas. (Tim/N-2)

[email protected]