Cegah Pembegalan, Mendikbud Ajak Orang Tua Selektif Dalam Permainan Anak

Penulis: MI/Bay Pada: Minggu, 01 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Cegah Pembegalan, Mendikbud Ajak Orang Tua Selektif Dalam  Permainan  Anak

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Perilaku merampas di jalan (pembegalan) telah meresahkan masyarakat. Hal ini dikarenakan tidak segan-segan pelaku pembegalan untuk mencelakakan korban. Berita yang marak beredar, pelaku pembegalan kebanyakan merupakan anak berusia belasan. Saat menjadi pembicara dalam Seminar Pendidikan Karakter, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengungkapkan pembegalan merupakan salah satu tindak kekerasan, dan perlu untuk melihat secara utuh faktor penyebab perilaku tersebut. "Ada berbagai kemungkinan faktor penyebab kecenderungan kekerasan oleh anak yang perlu diteliti besar pengaruhnya. Kita perlu melihat secara utuh faktor-faktor yang ada di sekolah, keluarga dan masyarakat," ujar Mendikbud Anies, di Bandung, melalui rilis dari Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud kepada pers,Minggu sore (1/3).

Mendikbud Anies mengungkapkan kesalahan terhadap pemilihan permainan bagi anak dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya tindak kekerasan. "Ada banyak riset tentang video game, ada yang mengaitkan video game dengan kecenderungan tindakan kekerasan, ada pula yang menyatakan tidak ada keterkaitan signifikan. Riset-riset ini tidak benar-benar konklusif dan sering bersifat kondisional," jelasnya. Disinilah artinya, Mendikbud melanjutkan, keberadaan video game dapat memberikan dampak positif, atau negatif bagi anak, tergantung pada porsi, cara penggunaan, dan pendampingan yang diterima anak.

Tidak semua video game cocok untuk dimainkan oleh anak di semua umur. Mendikbud menambahkan, anak-anak yang memasuki fase perkembangan belum memiliki pemahaman yang optimal mengenai situasi kompleks yang dihadapi, dibandingkan dengan orang dewasa. Mereka terkadang kesulitan untuk membedakan antara dunia maya, dan kenyataan. Bahkan, anak tersebut belum memahami secara utuh batasan antara benar-salah, boleh-tidak boleh dilakukan, menyakiti atau tidak, terutama dampak tindakannya terhadap dirinya ataupun orang lain untuk jangka waktu jauh ke depan.

Menurutnya, pemilihan video game yang tepat oleh orang tua dapat memberikan dampak positif pada anak, bahkan dapat dirancang khusus sebagai media pembelajaran yang efektif bagi perkembangan kognitif, motorik maupun sosial-emosional. "Dengan program pendidikan yang baik, anak juga dapat dilatih dari sekadar pengkonsumsi video game menjadi mampu mengembangkan dan berkreasi secara digital,"jelasnya. Budaya ekosistem pendidikan Mendikbud pun menggarisbawahi untuk membentuk budaya ekosistem pendidikan di sekolah, rumah, dan masyarakat. "Budaya ini dapat menguatkan dan membiasakan semua pihak untuk berperilaku positif, dan mempraktekkan nikmatnya saling peduli sejak dini," ujarnya.

Untuk membentuk budaya ekosistem pendidikan, terdapat praktek baik dengan pendekatan positif yang dapat menjadi pilihan rujukan. Disinilah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menjadi simpul pengumpulan, dan penyebaran praktek baik ini. "Butuh kepedulian dan keterlibatan kita semua untuk membimbing tumbuh kembang anak kita, dan Kemdikbud akan mendorong sebagai simpul gerakan," ujar Mendikbud. Implementasinya, Kemendikbud akan terus memfasilitasi diskusi serta perencanaan program untuk menanggulangi masalah kekerasan terhadap anak.