Penjualan Onderdil Hasil Pembegalan Senilai Motor Baru

Penulis: Mal/X-5 Pada: Senin, 02 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Penjualan Onderdil Hasil Pembegalan Senilai Motor Baru

ANTARA/INDRIANTO EKO SUWARSO

PEMBEGALAN motor dengan kekerasan yang sering menimbulkan korban jiwa belakangan ini sudah sangat meresahkan. Untuk mengatasinya, perlu tekad pemberantasan dari hulu ke hilir. Salah satunya dengan memutus sindikat penadah barang hasil kejahatan tersebut.

Di Kabupaten Bogor, ada salah satu daerah yang dikenal sebagai pusat onderdil motor bekas. Tepatnya di Desa Sasak Panjang, Kecamatan Tajur Halang. Tempat tersebut diduga menjadi salah satu lokasi berlabuhnya motor-motor hasil pembegalan. Kemarin, aparat Polres Depok menangkap seorang penadah beserta empat anak buahnya dan menyita ribuan peretelan onderdil motor hasil kejahatan mereka.

Lokasi sentra itu mencakup dua jalan, yakni Jalan Sasak Panjang dan Jalan Kampung Bulu. Di sepanjang jalan sekitar 1 kilometer, ratusan toko berjajar menjual onder-dil bekas seperti pelek, knalpot, ban, hingga blok mesin yang terpampang di etalase toko.

Bukan hal yang mudah menanyakan asal muasal komponen kendaraan bekas yang dijual. Kesan curiga dan hati-hati penjual selalu tampak kepada setiap calon pembeli yang menanyakan hal tersebut.

Berdasarkan informasi dari lokasi, Media Indonesia mendatangi salah satu toko yang diduga sebagai penadah barang hasil pembegalan. Pemilik toko mengatakan di Sasak Panjang tidak semua pedagang mendapatkan onderdil motor dari hasil kejahatan, hanya beberapa.

"Sesama pedagang juga banyak yang nggak tahu dari mana barang didapat. Pada masing-masing aja," papar pedagang itu, pekan lalu.

Ia mengungkapkan 'bisnis' onderdil motor hasil kejahatan terorganisasi. Ada yang bertugas mencari motor hingga yang tukang memereteli. Tentunya, mereka ialah orang kepercayaan pemilik toko.

"Jadi, yang bermain itu punya orang kepercayaan masing-masing. Tidak sembarangan orang yang nggak dikenal lalu ujug-ujug (tiba-tiba) datang nawarin motor bodong (tanpa surat-surat) lalu diterima," ujarnya.

Biasanya, ungkapnya, motor hasil kejahatan masih utuh dan jumlahnya banyak. "Nggak main peretelan. Mainnya partai besar, pesan 10 motor, makanya waktunya nggak tentu," tuturnya.

Pedagang itu menolak untuk menjelaskan asal para sindikat motor, yang konon datang dari sejumlah daerah, bahkan dari luar Jawa. "Ya, setiap jaringan aja. Misalnya, yang lokal ada di Ciseeng (Bogor)," ujarnya.

Ia lebih lanjut mengatakan motor yang didapat disimpan di satu tempat yang aman. Di tempat itu, barang langsung dibongkar hingga menjadi bagian-bagian kecil. Untuk membongkar satu unit motor, katanya, hanya dibutuhkan waktu maksimal satu jam. Selesai dibongkar, rangka motor lantas dikubur untuk menghilangkan jejak.

"Rangka motor kan ada nomor serinya, lalu dipendem (dikubur). Dah tuh, biar aman," ujarnya.

Untuk satu motor utuh, dia mengaku membeli dengah harga Rp2 juta-Rp3 juta untuk jenis bebek dan matik, sedangkan untuk jenis motor besar maksimal Rp5 juta. Jika seluruh part-nya dijual terpisah, hasilnya bisa seharga motor yang dijual di-showroom (sekitar Rp15 juta).

"Kita ngangkat (beli) Rp2 juta, itu utuh lalu kita pretelin jeroannya (onderdil) semua. Kalau barangnya masih gres (bagus) harganya kita jual lumayan. Misalnya, blok head mesin bebek kita lepas (jual) kisaran Rp450 ribu-Rp500 ribu," terangnya.

Pemilik toko lain yang ditemui Media Indonesia mengatakan, untuk mencari satu blok mesin utuh hasil kejahatan, sangat sulit bagi calon pembeli baru. Apalagi, calon pembeli tidak mempunyai koneksi khusus dengan para pedagang. Ia mengaku hanya bermain dalam partai kecil dan menjual barang haram itu kepada pembeli yang dikenal.

"Ada saja pembeli baru yang cari mesin segeluntungan (utuh). Kami enggak terima, banyak yang nyamar jadi intel," katanya.

Para pembeli yang menjadi langganan pemilik toko itu merupakan pedagang onderdil bekas yang akan menjualnya di tempat lain. Biasanya, barang yang dipesan pembeli tidak langsung didapatkan. Mereka harus menunggu satu hingga dua hari untuk bisa mendapatkan satu set mesin utuh yang dicari.

"Kita pesan dulu sama tukang carinya (begal dan pencuri). Kalau ada, kita telepon mereka (pembeli)," paparnya

Keberadaan para penadah motor hasil kejahatan di Desa Sasak Panjang telah menjadi rahasia umum. Tidak terkecuali para pedagang onderdil motor bekas lainnya.