Perpisahan untuk Presiden Termiskin di Dunia

Penulis: AFP/BBC/Haufan Hasyim Salengke/I-2 Pada: Senin, 02 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Perpisahan untuk Presiden Termiskin di Dunia

AP/MATILDE CAMPODONICO

TIDAK banyak kepala negara dan pemerintahan yang hidup sederhana, bahkan 'miskin', di abad modern ini, saat uang dan harta menjadi barang buruan.

Namun, itu tidak berlaku bagi Jose 'Pepe' Mujica, Presiden Uruguay yang mengakhiri masa jabatannya pada Minggu (1/3). Kekuasaan dan harta malah membuatnya khawatir.

"Dunia ini gila, gila! Orang-orang kagum dengan hal-hal yang normal dan obsesi-obsesi tersebut membuatku khawatir!" tegasnya.

Selama memimpin Uruguay sejak Maret 2010, pria berusia 79 tahun itu dikenal sebagai pemimpin kontroversial. Hal itu karena dia mendorong legalisasi ganja, menerapkan gaya hidup sederhana, dan memberikan dedikasinya untuk anjing kesayangannya yang berkaki tiga.

Gaya hidupnya yang 'merakyat' itu menjadikan Mujica sebagai pemimpin negara termiskin di dunia.

Kini, setelah lima tahun menakhodai kapal berpenduduk 3,3 juta orang itu, politikus partai Movement of Popular Participation itu harus meninggalkan sebuah warisan bagi penggantinya, Tabare Vazquez, untuk membangun negara itu menjadi lebih baik.

"Masih banyak yang harus dilakukan dan saya berharap pemerintah berikutnya akan lebih baik daripada saya dan akan memiliki kesuksesan yang lebih besar," kata Mujica dalam sebuah wawancara dengan surat kabar lokal, Kamis (26/2).

"Saya menjadi presiden penuh dengan idealisme, tapi kemudian realitas menghantam," imbuhnya.

Mujica menarik perhatian internasional karena gaya hidup dan kebijakan yang dia terapkan. Demi menghindari perangkap kekuasaan. Dia bersikeras tinggal di sebuah peternakan yang sederhana dan menjalankan aktivitasnya dengan mengendarai sebuah mobil Volkswagen Beetle yang sudah tua.

Di berbagai kesempatan, Mujica kerap terlihat mengenakan baret dengan pakaian berantakan, karena baru saja turun dari traktornya, ketimbang memakai jas.

Dia juga tak segan menyisihkan hingga 90% dari gajinya untuk amal. Alasannya amat sederhana. "Karena saya tidak membutuhkannya!"