Perawanku Dibeli Pengusaha (2)

Penulis: MI/T-1 Pada: Selasa, 03 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Perawanku Dibeli Pengusaha (2)

ANTARA/M Risyal Hidayat

Pengantar:
BUKAN hanya anggota DPR suka nyambi. Perempuan-perempuan cantik yang sedang merintis masa depan lewat berbagai profesi pun bersedia disambi asalkan ketemu harga. Siapa saja perempuan muda cantik itu, disajikan dalam tulisan bersambung mulai Senin (2/3) hingga Minggu (8/3). Ini merupakan tulisan kedua.

------------------------------


BERTATAPAN mata dengan Firly, 21, pria yang menjadi lawan bicara akan menjadi malu karena dia memang benar-benar cantik. Sambil membolak-balik menu makanan di hadapannya, dia menuturkan tamu-tamunya wajib memakai kondom saat berhubungan intim. Gadis yang kehilangan keperawanannya saat duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan di Jakarta itu mengaku terpaksa terjun ke dunia prostitusi karena desakan ekonomi.

Suaranya tetap tenang ketika menguraikan perjalanan dirinya memasuki dunia maksiat. Kondisi ekonomi keluarganya carut marut. Seorang teman datang mengiming-imingi uang besar asal mau melepas kehormatannya kepada seorang pria pengusaha setengah baya.

"Teman itu menawarkan ada pengusaha dari Samarinda yang mau membayar Rp25 juta untuk keperawanan saya. Karena keluarga lagi sangat butuh uang, saya terima tawaran itu," kenangnya. Setelah lulus SMK, dia melamar sebagai sales promotion girl (SPG) di sebuah mal ternama di Jakarta. Ia langsung diterima. Sambil bekerja, sesekali dia menerima tawaran check in dengan tarif Rp2 juta untuk booking short time.

"Kalau lagi butuh uang, saya terima bookingan short time. Tapi kalau masih ada uang, saya tolak secara halus," terangnya.Awal tahun lalu, kondisi keuangan keluarganya semakin morat-marit setelah ayahnya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Pendapatan sebagai SPG tidak cukup lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Situasi mendesak Firly lebih fokus mendapatkan uang yang lebih banyak.

Ia tak mau adik-adiknya berhenti sekolah dan dapur keluarga berhenti berasap. Firly akhirnya melepas pekerjaan sebagai SPG dan beralih menjadi wanita panggilan freelance. Dia menghindari Jakarta karena khawatir lambat laun keluarga dan para tetangga akan mengetahui profesinya yang tercela di masyarakat. Batam menjadi pilihannya. Kebetulan, salah satu sahabatnya telah lebih dulu menjalani profesi serupa di kota itu.

Cukup mudah bagi Firly untuk menggaet pelanggan. Hanya dalam tempo satu bulan, dia sudah memiliki tamu tetap dari Singapura, Malaysia maupun kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Pekanbaru. "Mereka selalu telepon dulu untuk buat janji sebelum berangkat ke Batam," ucapnya.

Dari seluruh pelanggan yang berulang kali dilayani, ia menilai pejabat dan pengusaha pribumi lebih royal memberikan tips ketimbang pelancong dari Malaysia atau Singapura. Mereka tidak segan-segan mengeluarkan uang banyak untuk long time. "Tamu-tamu seperti itu sudah mempunyai langganan VVIP room karaoke di hotel-hotel berbintang lima. Biasanya pesta diawali dengan berkaraoke ria dengan sajian minuman keras. Menjelang tengah malam, barulah Firly diboyong ke kamar hotel. Pernah pula seorang pengusaha yang saking ngebetnya mengajukan menikah siri. Tapi Firly menolak secara halus. "Saya fokus membantu keluarga dan membiayai sekolah adik-adik. Soal nikah, bagaimana nanti saja," tutupnya. (*/T-1) (Bersambung)