Eks Bos CIA Bocorkan Rahasia

Penulis: Administrator Pada: Kamis, 05 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Eks Bos CIA Bocorkan Rahasia

AFP/Handout
Mantan direktur CIA David Petraeus (kiri) bersama Paula Broadwel

MANTAN komandan militer yang juga mantan direktur badan intelijen Amerika Serikat (CIA) David Petraeus, 62, mengaku bersalah karena membeberkan rahasia negara kepada kekasih gelapnya.

Departemen Kehakiman AS, kemarin, mengungkap bahwa Petraeus telah menandatangani kesepakatan dengan kejaksaan, dengan imbalan pengakuan bersalah.

Keputusan itu menjadi titik balik yang memalukan bagi jenderal bintang empat yang sempat dipandang sebagai tokoh militer paling terhormat di AS berkat perannya di perang Irak.

Kesepakatan antara Petraeus dan kejaksaan itu akan membuat sang jenderal terhindar dari persidangan. Pasalnya, jika tampil di depan meja hijau, kisah perselingkuhannya akan terbuka di hadapan publik.

Pelanggaran yang dilakukan Petraues seharusnya diganjar hukuman penjara, tapi berkat kesepakatan itu, ayah dua anak itu hanya diganjar hukuman percobaan dua tahun dan denda sebesar US$40 ribu (sekitar Rp520 juta).

Menurut Departemen Kehakiman AS, Petraeus mengakui memberikan delapan buku rahasia yang disimpannya saat dia menjabat komandan militer di Afghanistan kepada kekasih yang juga penulis buku biografinya, Paula Broadwell.

Kedelapan buku itu sedianya merupakan materi sumber bagi buku yang tengah ditulis Broadwell berjudul All In: The Education of General David Petraeus.

Buku-buku yang diberikan Petraeus kepada Broadwell mencakup jadwal harian sang jenderal, catatan rahasia, identitas agen rahasia, detail kemampuan intelijen AS, kode rahasia, notulen rapat Dewan Keamanan Nasional, dan data pertemuan antara Petraeus dan Presiden AS Barack Obama.

"Buku-buku itu berisi sejumlah rahasia negara dan informasi mengenai pertahanan nasional," ungkap Departemen Kehakiman AS.

Standar ganda
Petraeus seharusnya menyerahkan catatan-catatan itu kepada sejarawan yang ditunjuk Departemen Pertahanan AS.

Namun, sang jenderal malah mengirimkan surat elektronik ke Broadwell, kemudian mengirim buku itu secara pribadi ke kediaman sang kekasih gelap di Washington DC.

Petraeus kemudian mengambil buku-buku itu beberapa hari kemudian dan menyimpan semua di rumahnya.

Pada Oktober 2012, di kantor pusat CIA, saat ditanya agen FBI, Petraeus yang kala itu menjabat direktur mengaku tidak pernah memberikan informasi rahasia apa pun kepada Broadwell.

Dia lalu mengaku keterangan itu tidak benar. Memberikan informasi rahasia kepada Broadwell kemudian menyimpan buku rahasia di rumahnya merupakan pelanggaran hukum atas kewajibannya menyimpan rahasia negara.

Meski begitu, tidak satu pun informasi rahasia itu muncul dalam buku Broadwell yang terbit pada 2012.

Pembela hak sipil AS mengkritik perlakuan untuk Petraeus dan menyebut pemerintah AS memberlakukan standar ganda.

Pasalnya, pejabat intelijen lain yang membongkar rahasia negara mendapat hukuman lebih berat.

John Kiriakou, misalnya. Mantan agen CIA itu didakwa dengan menggunakan hukum spionase atau Espionage Act pada 2012 dan divonis dua tahun penjara.

"Saya dan Petraeus sama-sama membongkar rahasia negara. Saya diganjar penjara dua tahun, sedangkan dia hanya hukuman percobaan," seru Kiriakou.

(AFP/AP/I-1)