Jadi Sopir Taksi karena Jatuh Cinta

Penulis: Wendy Mehari Utami Pada: Kamis, 12 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Jadi Sopir Taksi karena Jatuh Cinta

AP/MUSTAFA NAJAFIZADA

SARA Bahai, 40, masih ingat mengemudikan mobil untuk pertama kali. Waktu itu di 2001. Kelompok Taliban baru saja tersingkir dari Afghanistan berkat serangan pimpinan Amerika Serikat.

''Saya merasa seperti terbang. Saya jatuh cinta pada mengemudikan mobil,'' ucap dia.

Tahun berikutnya, Bahai memperoleh surat izin mengemudi. Kini dia menjadi satu-satunya perempuan sopir taksi di Afghanistan.

Alih-alih soal persamaan gender, keputusannya itu lebih didasari pada kecintaannya mengemudikan mobil dan kebutuhan membiayai hidup keluarga.

Sepanjang hidupnya, Bahai boleh dibilang kerap melanggar hal-hal yang dianggap tabu di Afghanistan. Dia tidak pernah menikah karena harus membiayai hidup 12 anggota keluarga, termasuk 2 anak adopsi, 7 keponakan, dan saudara kandung, serta orangtuanya.

''Jika menikah, saya khawatir suami saya melarang saya bekerja di luar rumah seperti yang banyak terjadi,'' ucap Bahai.

Setiap hari Bahai berkeliling Kota Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara dengan mobil Toyota Corolla kuning-putih. Perjalanannya tidak melulu mulus.

''Saya sering menerima ancaman dari orang tidak dikenal. Mereka menelepon dan menyuruh saya tidak lagi mengemudikan taksi karena saya perempuan dan itu bertentangan dengan Islam. Malah ada yang mengancam membunuh saya,'' kata dia.

Penumpang laki-laki pun, lanjut Bahai, sering mengolok-olok dia. ''Tapi saya tidak takut. Saya akan mengubah negara ini dengan kemampuan saya!''

Bahai lulus dengan gelar sarjana kependidikan. Dia memperoleh surat izin mengemudi pada 2002 dan kini mengajar mengemudikan mobil bagi kaum perempuan supaya, kata dia, ''Perempuan lebih mandiri.''

Pada Minggu (8/3), dalam peringatan Hari Perempuan Internasional, Ibu Negara Afghanistan, Rula Ghani, berpidato.

''Kaum perempuan harus dihormati baik di luar maupun di dalam rumah, juga berperan aktif dalam masyarakat, sebagai dokter, insinyur, tentara, polisi, atau apa pun,'' seru istri Presiden Ashraf Gani itu.

Bahai serta-merta sepakat dengan sang ibu negara. Menurut Bahai, semakin banyak perempuan muda Afghanistan yang bersekolah, lulus kuliah, dan hidup mandiri seperti dirinya.(AP/I-2)