IS kembali Rilis Video Eksekusi

Penulis: AFP/Pra/I-2 Pada: Kamis, 12 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
IS kembali Rilis Video Eksekusi

AFP

KELOMPOK militan Islamic State (IS), kemarin, kembali merilis sebuah video eksekusi terhadap seorang tawanan mereka.

Tawanan yang dieksekusi itu merupakan salah seorang anggota IS.

Dia dihukum mati karena dianggap sebagai mata-mata Israel di tubuh kelompok ekstrem tersebut.

Tawanan itu diidentifikasi sebagai Mohammed Musallam.

Dalam video itu, Musallam menceritakan bagaimana dia direkrut intelejen Israel.

Pria keturunan Arab Israel berusia 19 tahun itu mengungkapkan bahwa ia bergabung dengan IS untuk memata-matai dan melaporkan semua informasi mengenai kelompok ekstremis itu kepada Mossad, Dinas Intelijen Israel.

Dengan menggunakan pakaian berwarna oranye yang menjadi ciri khas tahanan yang akan dieksekusi IS, Musallam terlihat berlutut di depan seorang anak laki-laki yang diperkirakan berusia tidak lebih dari 12 tahun dan seorang pria dewasa yang berdiri di sebelahnya.

Pria dewasa tersebut yang berbicara dalam bahasa Prancis mengirimkan ancaman kepada warga Israel yang berada di Prancis.

Kemudian, anak laki-laki yang ada di sebelahnya, mengeksekusi Musallam dengan menembak kepala tahanan itu.

Anak tersebut menembak kepala Musallam sebanyak empat kali hingga pria yang dituduh mata-mata Israel itu jatuh tergeletak di tanah.

Dabiq, majalah daring yang digerakkan oleh IS, melansir bahwa Musallam ditugaskan Israel untuk mendapatkan informasi mengenai kelompok IS.

Namun, juru bicara keamanan Israel menyangkal pernyataan tersebut dan menegaskan bahwa Musallam meninggalkan Israel pada 24 Oktober silam dengan inisia-tifnya sendiri.

Pada Februari lalu, Said Musallam, ayah Mohammed Musallam, juga telah menyangkal bahwa anaknya merupakan seorang mata-mata Israel.

Said menambahkan bahwa anaknya ingin pulang setelah mendapatkan pelatihan di IS.

"Anak saya tidak bersalah. IS menuduhnya bersekongkol dengan Mossad karena anak saya berusaha meninggalkan IS dan kembali ke kampung halaman," ujarnya.

Dalia Ghanem-Yazbeck, seorang pengamat dari Carnegie Middle East Center di Beirut, mengatakan video tersebut digunakan sebagai pengalihan dari kemunduran tentara kelompok militan.

"IS mencoba mengalihkan kemunduran pasukan militer mereka dengan video tersebut," ujar Dalia.

Sejak awal bulan ini, pasukan Irak bersama para pejuang Syiah telah mengepung dan mengambil alih Tikrit, kota yang sebelumnya dikuasai oleh IS.

Wilayah tersebut sudah berada di tangan IS selama sekitar satu tahun dan merupakan salah satu tempat yang dijadikan basis operasi oleh kelompok militan tersebut.