Temuan Benda Purbakala Dibiarkan Mangkrak

Penulis: TS/AD/H-5 Pada: Kamis, 12 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Temuan Benda Purbakala Dibiarkan Mangkrak

ANTARA/Hari Atmoko

SEBANYAK 33 unit temuan benda purbakala yang dititipkan di Desa Tirto, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, dibiarkan mangkrak.

Padahal benda-benda itu ditemukan sejak 2008.

Pihak Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah telah datang ke Balai Desa Tirto untuk melihat temuan benda-benda purbakala itu.

Mereka memberikan nomor-nomor pada benda-benda tersebut.

Namun, setelah itu, hingga sekarang belum ada langkah apa pun yang dilakukan terkait dengan konservasi benda-benda purbakala itu.

"Sebenarnya ada temuan lama juga sekitar 1970-an berupa arca di bawah jembatan desa, tapi bagian kepala arca itu sudah dipotong orang. Saat ini, kondisinya sudah berlumut," ujar Sekretaris Desa Tirto, Faturohman, kemarin.

Di Kabupaten Temanggung, batuan-batuan kuno juga ditemukan di sepanjang jalan alternatif menuju Semarang, tepatnya di ruas sepanjang 1 kilometer di Dusun/Desa Gandulan hingga Desa Tegowanu, Kecamatan Kaloran.

Benda-benda itu juga dibiarkan terbengkalai.

Bahkan, ada beberapa benda temuan seperti patung Lembu Nandini dan arca Ganesha dengan kondisi hidung rusak kini justru hilang dicuri.

Kepala Dusun Gandulan Sugito mengaku pihaknya telah mengetahui hilangnya arca Ganesha dan Lembu Nandini itu.

Sekitar 1980, arca itu masih ada, tapi sekarang sudah lenyap.

"Selama ini belum pernah ada laporan dan pendataan pada temuan-temuan itu. Saya sendiri tidak mengetahui apakah benda-benda itu penting atau tidak," ujar Sugito.

Meski demikian, Kepala Desa Gandulan, Aziz Mutaat, berjanji akan membicarakan perihal temuan benda-benda purbakala itu pada instansi pemerintah terkait.

Tidak jauh berbeda dengan arca di Temanggung dan Magelang, di Museum Galuh, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, kondisi 200 benda pusaka dan alat musik peninggalan Kerajaan Galuh juga kian memprihatinkan.

Kondisi Museum Galuh yang sempit dan kurang aman menjadi salah satu penyebabnya.

Kepala Museum Galuh Paku-an Agus Heryadi, kemarin, mengungkapkan pihaknya meminta pemerintah turun tangan dan membantu pengelolaan pusaka.

Salah satunya dengan menyediakan tempat yang aman dan agar terhindar dari pencurian.