Tabung Melon di Palangkaraya Rp23 Ribu

Penulis: SS/JH/PT/RF/AU/N-2 Pada: Jumat, 13 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Tabung Melon di Palangkaraya Rp23 Ribu

ANTARA/JESSICA HELENA WUYSANG

HARGA elpiji ukuran 3 kg atau tabung melon masih tinggi di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Pasalnya, banyak warga yang beralih ke elpiji bersubsidi itu saat elpiji 12 kg naik harga.

Abu, pedagang elpiji di Jalan Rajawali, Palangkaraya, kemarin, menyatakan terjadi lonjakan harga hingga Rp5 ribu untuk tabung melon. Harga yang semula Rp18 ribu, kini sudah menyentuh Rp23 ribu.

"Walaupun harganya masih tinggi, tetapi tetap dicari warga karena lebih murah. Padahal agen membatasi pasokan, sehingga kami mencari ke agen lain untuk memenuhi permintaan warga," jelas Abu.

Di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, tabung melon juga dilepas jauh di atas harga eceran tertinggi (HET). Kemarin, harga mencapai Rp20 ribu per tabung.

Adapun HET seperti yang diungkapkan Fajar Meningsing Gultom, Kepala Bagian Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara, Rp16 ribu per tabung.

Namun, warga mengeluh karena kadang harus menebus elpiji 3 kg seharga Rp25 ribu per tabung.

Dari wilayah Flores dan Lembata, Nusa Tenggara Timur, pedagang kecil dan menengah menggunakan elpiji 12 kg yang dihargai Rp145 ribu per tabung.

Pedagang pun menyatakan segera menaikkan harga dagangannya.

Vano Daniel Wibawanto, Sales Executive Retail XIII Pertamina Flores di Maumere, kemarin, mengatakan Pertamina setempat hanya memasok elpiji 12 kg.

"Karena NTT belum konversi minyak tanah ke elpiji," jelas Vano.

Adapun masyarakat di Belitung, Provinsi Bangka Belitung, mengeluh lantaran mahalnya harga gas elpiji 12 kg yang dibanderol Rp160 ribu.

"Sudah berapa kali naik mulai dari Rp150 ribu terus Rp155 ribu. Terakhir hari ini (kemarin) Rp160 ribu," ujar Murdati, ibu rumah tangga di Belitung, daerah yang juga belum tersentuh konversi minyak tanah ke elpiji.

Di sisi lain, Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas) Yogyakarta meminta Pemprov DIY mengubah HET tabung melon dari Rp14 ribu menjadi Rp16 ribu.

Ini untuk mengurangi disparitas harga dan sekaligus mencegah larinya tabung gas bersubsidi itu ke daerah lain.

Saat ini HET gas subsidi di Jateng Rp15.500 per tabung, Jatim Rp16 ribu per tabung, Jabar dan Jakarta Rp16 ribu per tabung.