Tinggal Bersama Lebih Murah

Penulis: CNNMoney/Mus/E-3 Pada: Rabu, 18 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Tinggal Bersama Lebih Murah

MI/SENO

BERBAGI tempat tinggal dengan teman untuk mengirit biaya sewa rumah kala kuliah mungkin hal yang wajar.

Begitu juga berbagi tempat tinggal dengan pasangan ataupun anggota keluarga yang berdomisili di kota yang sama.

Namun, siapa yang menyangka semakin tingginya harga sewa tempat tinggal di Amerika Serikat (AS) mendorong para penghuninya mencari teman untuk tinggal bersama dan juga untuk berbagi biaya sewa.

Menurut analisis dari Zillow pada 2012 mengenai data sensus terbaru di AS, sekitar 32% orang dewasa tinggal bersama orang lain selain dengan pasangannya.

Persentase itu naik jika dibandingkan dengan pada 2000 dengan persentase sebesar 26%.

Tren ini terus tumbuh seiring dengan penurunan jumlah masyarakat yang memiliki rumah dan minimnya jumlah tempat tinggal yang disewakan.

Masyarakat mulai berbagi tempat tinggal dengan orang lain karena biaya sewa yang terus bertambah, tetapi tidak diimbangi dengan pertambahan pendapatan masyarakat.

Dalam beberapa tahun, biaya sewa tempat tinggal sangat menyedihkan bagi masyarakat.

Dalam 12 bulan terakhir tren biaya sewa meningkat sebesar 6,5% menurut data dari Trulia.

Sementara itu, penghasilan masyarakat cenderung datar.

Sebagai contoh, biaya sewa apartemen satu kamar di Brooklyn, New York, lebih dari US$2.600 (sekitar Rp33,8 juta) per bulan menurut presiden perusahaan penilaian harga Samuel Miller, Jonathan Miller.

"Para penyewa cenderung ingin tinggal bersama dengan membayar rata-rata US$3.200 (Rp41,6 juta) untuk dua kamar. Dengan bagitu, masing-masing dapat berhemat biaya sewa US$1.000 (Rp13 juta) per bulan," kata Miller.

Jika semakin banyak rekan untuk tinggal bersama, penghematan yang didapat jauh lebih besar.

Misalnya biaya sewa apartemen dengan tiga kamar sebesar US$4.200 (Rp54,6 juta), masing-masing dapat berhemat biaya sewa US$1.200 (Rp15,6 juta).

Penulis Dina Wilcox dan Pelatih Eksekutif Ann Fry tinggal bersama di Manhattan, salah satu daerah dengan harga tempat tinggal paling mahal di AS.

Usia mereka sepantar karena sama-sama lahir di akhir 60-an.

Banyak rekan mereka yang juga melakukan hal yang sama.

Mereka telah menemukan kehidupan yang lebih menyenangkan dan terjangkau meski tinggal di Manhattan.

Fry hanya membayar US$1.500 (Rp19,5 juta) per bulan untuk biaya sewa apartemen.

"Secara finansial, itu hebat. Berarti saya bisa membayar dengan harga yang sama dari sebelumnya."

Contoh lainnya ialah Thikshan Arulampalam, 46, yang mengaku ia telah memiliki teman sekamar selama hampir 18 tahun dirinya tinggal di New York.

Ia bersyukur karena karena hal itu menghemat tabungannya setelah ia dipecat dan memulai perusahaan IT sendiri.

"Teman-teman saya pikir saya gila dan saya harus pindah ke pinggiran kota dan hidup di rumah dengan harga sewa rendah," kata dia.

Namun, dengan tinggal bersama, Arulampalam bisa tetap tinggal di New York.