Potongan Tubuh Korban Air Asia Ditemukan

Penulis: FL/OL/N-3 Pada: Kamis, 19 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Potongan Tubuh Korban Air Asia Ditemukan

AFP/ADEK BERRY

EVAKUASI terhadap korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 masih dilakukan tim Basarnas, pekan ini.

Hasilnya tiga potongan tubuh kembali ditemukan di sekitar perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

"Ketiga potongan tubuh sudah berada di RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi. Tim Basarnas menemukan ketiganya dalam posisi terpisah," kata Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Awi Setiyono di Surabaya, kemarin.

Ketiga potongan tubuh itu terdiri dari 1 perempuan, 1 laki-laki anak, dan 1 potongan sudah berwujud tengkorak. Tim Disaster Victim Identification (DVI) akan memastikan identitas korban sesuai data yang ada.

Dengan temuan baru itu, jumlah korban dan potongan badan yang sudah ditemukan total mencapai 114 orang.

Dari jumlah itu, 100 orang sudah teridentifikasi dan sudah diserahkan kepada keluarga.

Mesin pendingin di kamar jenazah RS Bhayangkara Polda Jawa Timur masih menimpa 3 tubuh utuh, 1 potongan tubuh dan 7 kerangka, yang ditemukan Basarnas saat mengangkat bodi utama pesawat.

Sampai kemarin, Tim Basarnas masih melakukan operasi terbatas di sekitar Selat Karimata.

Di Bali, Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Sulistyo meluncurkan pengoperasian kapal negara SAR kelima, di Pelabuhan Benoa.

Kapal yang ditempatkan di Bali tersebut diberi nama KN Arjuna dengan nomor lambung 229.

Kapal ini memiliki panjang 40 meter, lebar 7,8 meter, tinggi geladak 3,6 meter dan tinggi sarat 1,8 meter dengan mesin penggerak 3 X Min 1400 HP medium duty, berat 126 ton dengan bahan bakar Min 25 ton.

Kapal ini mampu melaju dengan kecepatan maksimum 30 knot.

Menurut Bambang, kapal ini merupakan salah satu dari 5 kapal Basarnas yang baru beroperasi dan merupakan program anggaran 2014.

Kapal-kapal tersebut merupakan buatan Indonesia dari PT Karimun Sejati.

"Semua bagian kapal adalah buatan anak bangsa sendiri. Semuanya produksi dalam negeri dengan kualitas internasional," ujarnya.

Sementara keempat kapal lainnya ditempatkan di Medan, Padang, Manado dan Batam. Penempatan kapal-kapal tersebut dilakukan berdasarkan lokasi pemetaan potensi bencana.

"Sekalipun dikoordinasi di bawah Kantor SAR wilayah, tidak tertutup kemungkinan bila terjadi bencana besar di wilayah lain, maka kapal-kapal itu siap dikerahkan untuk kepentingan operasional," ujarnya.

Penambahan kekuatan sarana laut ini diharapkan mampu membantu peningkatan kemampuan pelayanan SAR sehingga penanganan kecelakaan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, efektif, dan efisien.

Saat ini Basarnas baru memiliki 57 kapal yang ditempatkan di seluruh wilayah perairan Indonesia. Untuk pengadaan 5 unit kapal baru, pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp200 miliar.

Basarnas mengantongi anggaran per tahun sekitar Rp2,1 triliun.

Anggaran digunakan untuk biaya rutin, perawatan rutin, gaji pegawai, biaya pelatihan, dan sebagainya.

Sementara untuk pesawat helikopter, Basarnas masih membutuhkan sekitar 12 unit yang akan ditempatkan di beberapa titik strategis di Indonesia yang sewaktu-waktu bisa digerakkan dengan mudah.