Fadli Zon Minta Pemerintah Fokus Bayar Utang Luar Negeri
2030,Jawa Diprediksi Kekurangan Air
KEBUTUHAN air di Pulau Jawa diperkirakan bakal mengalami kekurangan 2,5% pada 2030. Untuk itu, pemerintah perlu segera memberikan solusi di antaranya dengan memperbanyak pembangunan saluran air (reservoir) atau dam.
''Populasi penduduk Indonesia pada 2013-2030 akan bertambah dari 252 juta mencapai 300 juta orang. Dari jumlah itu, tekanan kebutuhan ada di Pulau Jawa yang hanya 7% daratan dari luas Indonesia, tetapi air yang tersedia hanya sekitar 4,5%, berarti ada gap 2,5%. Jadi, pemerintah perlu memperbanyak dam,'' ungkap Ahmad Lanti dari Indonesia Water Institute dalam diskusi mengenai kelangkaan air memperingati Water World Day atau Hari Air Sedunia di Jakarta, kemarin (Selasa, 24/3/2015).
Ahmad menyampaikan di Jepang yang berpenduduk setara dengan Indonesia saja saat ini sudah memiliki 3.000 dam. Kemudian, India memiliki 1.500 dam, Tiongkok 20 ribu dam, dan Amerika Serikat 6.000 dam.
''Indonesia saat ini baru memiliki 284 dam. Diperkirakan, kita perlu minimal 90 dam sehingga air yang turun dari langit tidak percuma terbuang ke laut,'' ungkap Ahmad.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta Prof Arief Rachman menyatakan kalangan terdidik diharapkan memiliki kesadaran terhadap pentingnya manfaat air dalam kehidupan.
''Saat ini ada 51 juta siswa dan 2,7 juta guru. Kelompok terdidik ini mesti paham bahwa dunia sedang krisis air. Ini penting agar mereka bisa menjaga kelangsungan generasi sehat di masa depan,'' tutur dia.
Menurut dia, ada tiga hal yang harus mereka lakukan untuk melestarikan air, yakni pertama mereka harus mengetahui makna dan manfaat air. Kedua, mereka yang paham seperti peneliti atau ilmuwan harus melakukan studi tentang air, dan ketiga yakni menjaga amanah dengan turut mengawasi penggunaan air.
''Dengan begitu, Indonesia bisa mengendalikan penggunaan air bersih serta memperbaiki sistem sanitasi yang buruk,'' tukasnya.(Bay/H-2)
''Populasi penduduk Indonesia pada 2013-2030 akan bertambah dari 252 juta mencapai 300 juta orang. Dari jumlah itu, tekanan kebutuhan ada di Pulau Jawa yang hanya 7% daratan dari luas Indonesia, tetapi air yang tersedia hanya sekitar 4,5%, berarti ada gap 2,5%. Jadi, pemerintah perlu memperbanyak dam,'' ungkap Ahmad Lanti dari Indonesia Water Institute dalam diskusi mengenai kelangkaan air memperingati Water World Day atau Hari Air Sedunia di Jakarta, kemarin (Selasa, 24/3/2015).
Ahmad menyampaikan di Jepang yang berpenduduk setara dengan Indonesia saja saat ini sudah memiliki 3.000 dam. Kemudian, India memiliki 1.500 dam, Tiongkok 20 ribu dam, dan Amerika Serikat 6.000 dam.
''Indonesia saat ini baru memiliki 284 dam. Diperkirakan, kita perlu minimal 90 dam sehingga air yang turun dari langit tidak percuma terbuang ke laut,'' ungkap Ahmad.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Negeri Jakarta Prof Arief Rachman menyatakan kalangan terdidik diharapkan memiliki kesadaran terhadap pentingnya manfaat air dalam kehidupan.
''Saat ini ada 51 juta siswa dan 2,7 juta guru. Kelompok terdidik ini mesti paham bahwa dunia sedang krisis air. Ini penting agar mereka bisa menjaga kelangsungan generasi sehat di masa depan,'' tutur dia.
Menurut dia, ada tiga hal yang harus mereka lakukan untuk melestarikan air, yakni pertama mereka harus mengetahui makna dan manfaat air. Kedua, mereka yang paham seperti peneliti atau ilmuwan harus melakukan studi tentang air, dan ketiga yakni menjaga amanah dengan turut mengawasi penggunaan air.
''Dengan begitu, Indonesia bisa mengendalikan penggunaan air bersih serta memperbaiki sistem sanitasi yang buruk,'' tukasnya.(Bay/H-2)
