Kelompok Bersenjata Serang Bus

Penulis: MI/AFP/Fox/I-1 Pada: Rabu, 25 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Kelompok Bersenjata Serang Bus

AFP

Insiden itu menunjukkan situasi keamanan yang rapuh di negara tersebut di saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengadakan pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama di Washington, AS, tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan. Juru bicara Gubernur Wardak, Ataullah Khogyani, mengatakan sekelompok pria bersenjata menembaki bus yang sedang menuju Kota Kandahar sekitar pukul 01.00 waktu setempat dan menewaskan 13 penumpang termasuk seorang perempuan. Menurut Wakil Gubernur Ghazni, provinsi yang bersebelahan dengan Wardak, Mohammad Ali, para penyerang bersenjata menarik keluar penumpang dan menembak mereka satu per satu. Serangan di Provinsi Wardak yang dekat dengan Kabul, ibu kota Afghanistan, itu merupakan peristiwa terbaru yang menewaskan warga sipil.

Kandahar dikenal sebagai salah satu wilayah pertahanan kelompok Taliban. Namun, juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, membantah kelompoknya ada di balik serangan itu. Motif penyerangan warga sipil tersebut masih dalam penyelidikan. Tidak diketahui pula apakah ada penumpang bus yang lolos dari serangan tersebut. Kecemasan tentang memanasnya konflik sektarian meningkat tajam di Afghanistan. Awal Maret lalu, sekelompok pria bersenjata menyerang sebuah masjid Sufi di Kabul dan menewaskan setidaknya enam orang. Bulan lalu, kelompok pria bertopeng menculik 30 warga muslim Syiah kelompok etnik Hazara dari sebuah bus di Provinsi Zabul. Mereka pun belum ditemukan.

Bagi kelompok minoritas, serangan-serangan itu mengingatkan mereka akan pemerintahan Taliban 1996-2001 yang menindas kelompok minoritas. Operasi melawan Taliban yang dilancarkan pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan berakhir Desember 2014 setelah berperang selama 13 tahun. Pasukan Afghanistan pun harus menghadapi sendiri kelompok-kelompok milisi. Menurut data PBB, jumlah warga sipil yang terbunuh dan terluka di Afghanistan bertambah 22% pada 2014, bersamaan dengan penarikan mundur pasukan NATO dari Afghanistan. Selain kecemasan akan kekerasan sektarian, kekhawatiran akan pengaruh kelompok ekstremis Islamic State (IS) pun meningkat di Afghanistan. Meskipun kelompok berbasis di Timur Tengah itu belum mengonfirmasikan operasi mereka hingga ke Afghanistan, beberapa komandan milisi di Afghanistan dan Pakistan dilaporkan telah menyatakan kesetiaan pada IS dalam beberapa bulan belakangan.