Yoga Panas dan Serbagelap

Penulis: Hera Kherani Pada: Minggu, 29 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
 Yoga Panas dan Serbagelap

MI/ANGGA YUNIAR

BAGI kebanyakan kaum urban, Jumat sore selepas kerja hanya berarti satu hal, saatnya untuk berpesta. Kebiasaan warga perkotaan itu kini dilirik Fajar Putra.

Pemilik Union Yoga yang dikenal sebagai instruktur yoga kalangan selebriti itu, menawarkan pesta di Jumat malam yang bukannya menyakiti badan, malah menyehatkan. Idenya, berpesta sambil yoga.

Media Indonesia mampir ke studio Union Yoga, Jakarta Selatan, Jumat (20/3) malam. Hari itu, mereka perdana melakukan 'glow in the dark yoga'. Menariknya, bukan jenis yoga sembarangan yang dilakukan, melainkan bikram.

Berbeda dengan yoga yang dilakukan di luar ruangan dengan suhu normal atau malah dalam ruangan berpendingin, bikram merupakan sejenis 'hot yoga'. Itu artinya yoga dilakungan dalam ruangan yang dilengkapi pemanas. Suhunya berkisar 40-42 derajat celsius.

Hawa panas langsung menyelusup keluar ketika kami membuka pintu kelas 'hot yoga' yang dimulai pukul 19.00 WIB malam itu. Tidak butuh lama untuk merasakan napas yang sesak oleh terbatasnya udara.

Pandangan di dalam ruangan  terbatas karena lampu dimatikan. Keramaian dalam kelas yoga itu tampak hanya dari gelang-gelang, kalung, dan pakaian yang menyala dalam gelap. Sesuai namanya, yoga kali itu dilakukan dalam kondisi gelap, namun dilengkapi ornamen-ornamen warna neon yang menyala dalam gelap.

Di malam pertama uji coba itu, tampak jelas antusiasmenya lumayan tinggi, ada lebih dari 30 orang yang turut serta. Ke depan, glow in the dark yoga ini akan rutin diadakan dua pekan sekali, tiap Jumat malam.

Nantinya rekaman musik pun akan diganti dengan penampilan langsung disc jockey (DJ). Sebagai yang pertama kali mengenalkan konsep yoga glow in the dark, Fajar beralasan dia hanya berharap kebiasaan sehat dari yoga bisa lebih tersebar.

Niat itu didukung Marcelo, praktisi yoga dengan pengalaman 14 tahun yang ikut melatih di tempat itu, khususnya dalam kelas bikram. Pria berkewarganegaraan Amerika Serikat itu meyakini yoga bisa turut membuat dunia yang lebih baik.

Panas di ambang batas
Berbicara khusus soal bikram, Marcelo menjelaskan bahwa perbedaan bikram dengan yoga jenis lain tentu saja pada temperatur. Dengan panas yang mencapai 40-42 derajat celsius dan kelembaban ruangan 40%, bikram lebih menantang.

Harus bertahan lama dalam ruangan sepanas itu sembari melakukan gerakan-gerakan yang tidak sederhana tentu terkesan sulit. Tak heran, banyak yang mulanya enggan mencoba.

Meski panasnya menantang, Marcelo menjelaskan bahwa yoga dalam ruangan sepanas itu justru memberikan kondisi yang paling aman untuk tubuh melakukan peregangan dan kompresi.

Pasalnya, dengan suhu di luar tubuh sedikit lebih panas dari suhu badan normal yang sekitar 38 derajat, persendian akan mengalami stimulasi. Dengan cara itu persendian akan dilindungi dari cedera.

Bikram diakui sebagai salah jenis yoga yang dianggap paling efektif. Sejak 1996, banyak praktisi yoga yang mengambil pelatihan untuk sertifikasi bikram. Setahun belakangan, lebih dari 300 studio dibuka di seluruh dunia untuk mengenalkan yoga ini.

Idealnya, saat suhu mencapai 40 derajat celsius, kelembapannya 40% saja. Kalau suhu lebih tinggi, kelembapan harus lebih rendah. "Suhu 40 derajat dan kelembapan 40% itu batas maksimum manusia, kita mendorong daya tahan di situ itu, tapi dalam ambang yang aman buat tubuh," jelas Marcelo.

Manfaat ekstra
Popularnya bikram tidak terlepas dari segudang manfaat yang ditawarkannya, melebihi jenis yoga lain. Mercelo mengisahkan seorang muridnya merupakan penderita kanker tiroid dan seumur hidup harus terus mengonsumsi obat. Setelah enam bulan berlatih bikram, muridnya itu bisa mengurangi konsumsi obat hingga seperempatnya.

Lalu seiring waktu, dia pun bisa berhenti mengonsumsi obat sepenuhnya. Konon, manfaat bikram bagi penderita kanker itu serupa termoterapi yang menyetop peredaran sel kanker.

Di sebulan pertama mengikuti bikram, biasanya orang pasti akan merasa kelelahan. Ini bermanfaat betul bagi yang mengalami insomnia. Tapi seterusnya, karena organ dalam bekerja lebih baik dan racun dibuang, juga tidur teratur, kita akan merasa lebih segar. Karena itulah bikram digolongkan yoga yang 'energizing' bukan relaksasi.

Manfaat bikram lainnya terkait kesehatan otak. Dengan panas dan kelembabannya, kita wajib mengontrol napas dan jernihkan pikiran. "Kita diajari mengatur segalanya, filosofinya hidup itu bisa kita atur bila tenang," imbuh Marcelo yang sebelum mengenal yoga, sudah 18 tahun mempraktikkan martial arts.

Marcelo menyarankan bikram untuk dilakukan setiap orang, bahkan setiap hari. Syaratnya tidak terlalu tua dan sedang tidak terlalu sakit untuk mengikuti latihan.

Bikram juga tidak disarankan bagi yang memiliki kondisi kulit khusus yang tidak boleh terpapar panas ekstrem. Begitu juga bagi anak-anak yang kelenjar keri­ngatnya belum sempurna, tidak disarankan karena proses pen­dinginan tubuh sulit dan berisiko ‘heat stroke’. Kelas bikram glow in the dark selanjutnya di Union Yoga bakal digelar Jumat, 3 April 2015 nanti.  Ayo Gabung! (M-3)

[email protected]