Bantuan Kemanusiaan belum Bisa Masuk Yaman

Penulis: MI/ Andhika Prasetyo Pada: Senin, 06 Apr 2015, 00:00 WIB DPR
Bantuan Kemanusiaan belum Bisa Masuk Yaman

AFP

JURU bicara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi dalam operasi penumpasan pemberontakan kelompok Houthi di Yaman, Brigadir Jenderal Ahmed Assiri, menegaskan bantuan kemanusiaan baru bisa masuk Yaman saat kondisi dinilai tepat. "Operasi bantuan kemanusiaan merupakan bagian tanggung jawab kami juga. Bantuan pasti akan diberikan begitu kami sudah dapat menciptakan kondisi sedemikian rupa agar bantuan itu diterima dan bermanfaat bagi penduduk," tutur Assiri, Sabtu (4/4). Akibat operasi militer itu, bandara-bandara ditutup dan aktivitas pun dibatasi di sejumlah pelabuhan sehingga bantuan dan pekerja kemanusiaan tidak dapat masuk ke Yaman.

Menurut Assiri, pengiriman bantuan kemanusiaan dikhawatirkan terganggu. Para pekerja kemanusiaan bisa berisiko menjadi korban dan bantuan kemanusiaan bisa jatuh ke tangan yang salah jika dikirim semasa operasi militer masih dilancarkan. "Kita tentu tidak ingin bantuan yang dikirim justru diambil kelompok milisi," ucap Assiri. Pernyataan itu disampaikan Assiri sebagai tanggapan atas permintaan lembaga Palang Merah Internasional. Organisasi kemanusiaan yang berpusat di Jenewa, Swiss, itu meminta serangan koalisi dihentikan dulu selama 24 jam agar para pekerja kemanusiaan dapat membantu penduduk. "Kami amat butuh agar serangan dihentikan untuk sementara supaya warga di wilayah yang paling parah kena dampak perang, seperti Aden, bisa mendapatkan makanan dan air minum, juga pengobatan," kata Robert Mardini, kepala operasi Palang Merah Internasional untuk wilayah Timur Tengah.

Menurut Mardini, rumah sakit di Yaman sudah kekurangan obat-obatan dan jalan-jalan di Kota Aden dipenuhi jasad yang bergelimpangan di mana-mana. Pasokan makanan, air minum, dan bahan bakar pun menipis di sana. Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyerukan semua rute darat, udara, dan laut segera dibuka agar bantuan kemanusiaan bisa dikirimkan. Palang Merah telah menyiapkan alat bedah dan obat-obatan seberat 48 ton guna menangani 2.000 hingga 3.000 orang yang terluka akibat perang. Namun, hingga kemarin, personel ICRC dan paket bantuan belum bisa masuk ke Yaman. Adapun tiga pekerja sukarelawan Palang Merah dilaporkan tewas dalam pekan ini saat hendak memberi bantuan medis di Yaman.

Aden dikuasai
Pada Sabtu (4/4) pula Rusia mengajukan draf resolusi kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai desakan agar koridor kemanusiaan dibuka supaya evakuasi warga asing dari Yaman bisa dilakukan. Menurut juru bicara Ahmed Assiri, Rusia, India, Indonesia, Aljazair, dan Pakistan telah mengevakuasi warga mereka. Adapun Tiongkok, Djibouti, Mesir, dan Sudan melakukan evakuasi kemarin, sedangkan permintaan evakuasi warga dari pemerintah Kanada, Jerman, dan Irak masih diproses. Sementara itu, kemarin, kelompok pemberontak Houthi dilaporkan berhasil menduduki kantor pusat pemerintah provinsi di Aden meskipun operasi militer koalisi pimpinan Arab Saudi masih dijalankan. Setidaknya 185 orang dilaporkan tewas dalam pertempuran itu. Kelompok Houthi merebut ibu kota Yaman, Sana'a, pada September lalu, lantas mengambil alih pemerintahan pada Februari.