Waspadai Bencana Banjir dan Longsor

Penulis: MI/FATHIA NURUL HAQ Pada: Senin, 02 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Waspadai Bencana Banjir dan Longsor

ANTARA/ADHITYA HENDRA

SEBAGIAN besar wilayah Indonesia telah memasuki puncak musim hujan. Tingginya curah hujan dalam beberapa hari terakhir telah mengakibatkan banjir dan longsor di sejumlah tempat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai bencana banjir dan longsor akibat cuaca buruk yang akan terjadi hingga pertengahan Februari ini.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya menjelaskan tiga faktor yang sangat memengaruhi curah hujan, yakni cold surge, tekanan udara yang rendah di Australia, dan monsun Asia yang menguat. "Perlu kewaspadaan kemungkinan peningkatan hujan pada awal minggu depan," ujar Andi kepada Media Indonesia, kemarin.

Selain wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang berpotensi banjir akibat derasnya hujan, BMKG juga melihat pasokan hujan di beberapa daerah cenderung lebih tinggi.

Daerah yang berpeluang hujan lebat terjadi di Jember, Malang, Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi bagian selatan, Ambon, dan Manado.

Andi memperingatkan daerah-daerah tersebut perlu mewaspadai hujan lebat karena berada di atas normal dari rata-rata curah hujan 30 tahunan, yakni mencapai 200-300 mm. "Sumatra relatif lebih rendah, Palembang cukup tinggi, 250-300, Jadebotabek juga tinggi," jelasnya.

Berdasarkan pantauan Media Indonesia di beberapa daerah, kemarin, hujan lebat sepanjang Sabtu dan Minggu lalu, telah mengakibatkan banjir dan longsor.

Di Tuban, banjir bandang menerjang sejumlah desa di dua kecamatan, yaitu Tuban dan Grabagan. Bahkan di Desa Korowuru, Kecamatan Lela, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, satu warga tewas terseret arus banjir. Bencana longsor terjadi di Desa Bug Bug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali, menyebabkan dua warga tewas tertimbun.

Di Bromo, longsoran tanah menimpa sejumlah rumah dan menutup jalur wisata menuju Pegunungan Bromo Tengger. "Jalur hanya bisa dilalui sepeda motor, tetapi harus hati-hati karena tanah tidak stabil," kata Bakti Jati Permana, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan.

Waspadai petir
Selain bahaya banjir dan longsor, masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya petir. Intensitas penguapan yang tinggi memiliki kecenderungan untuk membentuk awan cumulonimbus atau awan cb yang sarat muatan listrik sehingga memicu terjadinya petir atau halilintar.

Petir merupakan gejala elektrostatik akibat perpindahan elektron muatan negatif yang berada di bagian bawah awan menarik muatan positif di atas tanah.

Berdasarkan penginderaan jauh citra satelit yang dapat diakses melalui situs BMKG, per pukul 17.00 WIB, Minggu (1/2) saja awan merah yang mengindikasikan pertumbuhan awan cb dapat ditemukan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, dan Jambi.

"Saat mendung atau mulai hujan hendaknya tidak berada di tempat terbuka karena berpotensi disambar petir," kata Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, kemarin.

Sabtu (31/1) lalu, tercatat 3 orang tewas dan 5 orang luka-luka akibat disambar petir di Tasikmalaya, Bojonegoro, dan Sampang.(YK/PO/OL/AB/X-10)