Pemilu Serentak Efektifkan Pemerintahan

Penulis: MI Pada: Selasa, 24 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
Pemilu Serentak Efektifkan Pemerintahan

ANTARA/YUDHI MAHATMA
Peneliti Senior LIPI Syamsuddin Haris

PEMILIHAN umum serentak akan dilakukan pada 2019. Menurut peneliti senior LIPI, Syamsuddin Haris, pemilu serentak akan membuat koalisi partai politik yang terbentuk lebih ideologis.

Pembentukan koalisi politik mau tidak mau harus dilakukan sebelum pemilu berlangsung. "Diharapkan pemilu dapat memaksa parpol mengubah orientasi koalisi dari yang bersifat jangka pendek dan cenderung oportunistik menjadi koalisi berbasis kesamaan ideologis, visi, dan platform politik," kata dia dalam seri kuliah umum di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM, Yogyakarta, kemarin.

Dengan koalisi berbasis kesamaan ideologis, efek selanjutnya, lanjut dia, ialah tegaknya disiplin parpol. Orientasi para politikus parpol diharapkan juga bisa berubah, dari perjuangan untuk perburuan kekuasaan menjadi perjuangan untuk mewujudkan kebijakan. ''Dengan pemilu serentak, tidak hanya e siensi dana dan waktu, tetapi tujuannya juga untuk efektivitas pemerintahan,'' terang dia.

Ia juga menilai keserentakan pemilu seharusnya terpisah antara nasional dan lokal. Yang dimaksud pemilu serentak nasional presiden, DPR, dan DPD dipilih secara serentak. Kemudian dilanjutkan dengan pemilu serentak regional dan lokal pada tingkatan provinsi untuk memilih kepala dan wakil kepada daerah dan anggota DPRD.

''Pemilu serentak lokal mi salnya digelar dua tahun pascapilpres sehingga ada jeda waktu bagi rakyat menilai kinerja pemerintahan hasil pemilu serentak nasional,'' ujarnya.

Senada dengan Syamsuddin Haris, pengamat politik UGM, Abdul Gaffar Karim, juga memandang positif terkait pemilu serentak yang akan digelar pada 2019. ''Ada kemungkinan besar koalisi yang ada ialah koalisi berbasis ideologi dan program,'' kata dia.

Ia juga mengatakan, dengan pemilu serentak, lembagalembaga survei juga akan naik daun. Parpol butuh riset sebelum pemilu agar dapat membuat koalisi yang efektif. Tentu, sama dengan pemilu sebelumnya, ia juga mewaspadai munculnya lembaga-lembaga survei abal-abal yang mencari keuntungan.

Pemilu serentak menyebabkan parpol harus dari jauh hari mulai menyiapkan gur Capres dan koalisi jauh sebelum pemilu berlangsung. Parpol tidak bisa lagi membangun koalisi berdasarkan hasil pemilu legislatif. Dengan demikian, bisa saja terjadi pada parpol yang suaranya kecil di pemilu, capres yang mereka usung memenangi pemilu.

Bagi peneliti senior LIPI yang lain, Ikrar Nusa Bhakti, pemilu serentak bisa membawa keuntungan bagi partai kecil. ''Kalau yang diusung sangat populer, partai kecil bisa sangat diuntungkan karena bisa berkoalisi dengan partai besar dan menjaring suara banyak,'' pungkas dia. (AT/P-4)