RI-Brunei Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan

Penulis: Ant/Hym/I-1 Pada: Minggu, 08 Feb 2015, 00:00 WIB DPR
RI-Brunei Tingkatkan Kerja Sama Ketenagakerjaan

EDI/SETPRES

PRESIDEN Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memberikan apresiasi khusus atas hubungan bilateral RI dengan Brunei Darussalam yang dinilainya sebagai hubungan paling stabil jika dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara dan kawasan lain. Hal itu disampaikan Jokowi saat menggelar pertemuan bilateral dengan pemimpin Brunei, Sultan Hassanal Bolkiah, di Istana Nurul Iman di Ibu Kota Bandar Seri Begawan, kemarin.

Jokowi juga menyinggung persoalan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di negara yang terletak di Pulau Kalimantan itu. Jokowi mengatakan TKI di Brunei terlindungi dengan baik tanpa mengalami banyak masalah. "Dapat dikatakan hubungannya stabil, tidak ada isu-isu krusial," kata dia.

Sebaliknya, Sultan Hassanal Bolkiah pun meminta agar hubung-an kedua negara yang telah berjalan dengan baik tersebut dipererat lagi.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengatakan, dalam pertemuan bilateral, pemerintah Indonesia dan Brunei membicarakan beberapa isu termasuk ketenagakerjaan. "Kedua negara sepakat meningkatkan hubungan kerja sama bidang ketenagakerjaan dan people to people contact," kata Retno.

Dia menyebutkan kurang lebih satu perenam dari total penduduk Brunei merupakan TKI, termasuk kalangan profesional seperti dokter dan pramugari. Retno meng-ungkapkan dalam pertemuan itu, Sultan Hassanal Bolkiah pun menyampaikan apresiasi atas peran TKI terhadap perekonomian Brunei.

Dalam lawatannya di Brunei, Jokowi juga mengunjungi Kampong Ayer di Bandar Seri Begawan. Jokowi menilai masyarakat di kampung nelayan itu dapat merawat kampung  dengan baik sehingga terlihat tertib dan rapi. "Dari kunjungan lapangan ke Kampong Ayer, saya ambil beberapa poin. Yang pertama, kampung nelayan di negara kita bisa diperbaiki kalau kita punya niat. Contohnya kampung nelayan yang tertata baik ini," kata dia.

Pembangunan kampung semacam itu, kata Jokowi, dapat diterapkan di Indonesia, tetapi harus diperhatikan dengan baik agar karakter bangunan nelayan tidak hilang. "Kalau bangunan di atas air terus dibawa ke darat, itu yang keliru. Di atas air, tetap di atas air. Konsep penataannya di setiap lokasi beda-beda."

Kegiatan Jokowi di Brunei merupakan bagian dari lawatan bilateralnya di kawasan Asia Tenggara yang diawali dari Malaysia, Kamis (5/2). Dari Brunei, Presiden dijadwalkan melawat ke Filipina, hari ini, yakni negara terakhir yang akan disambangi dalam kunjungan bilateral pertamanya sejak menjabat presiden Oktober tahun lalu.