Bukan sekadar Mandi

Penulis: MI/ Siti Retno Wulandari Pada: Minggu, 01 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Bukan sekadar Mandi

MI/Gettyimages

SETIAP pagi sebelum berangkat menuju kantor, Nurulia Juwita dan Panda Surya selalu berebut memandikan sang buah hati, Bumi Dipantara Perdana, 9 bulan. Pasalnya, mereka merasa ada kedekatan yang terjalin kala Bumi bermain air dan membersihkan badan. Bola-bola plastik berwarna-warni memenuhi bak kecil berwarna biru yang sudah terisi air. Melihat banyak teman bermain, satu per satu bola diambilnya. Wita dan Panda pun tidak mau ketinggalan bermain bola. "Bergantian tugas dengan suami, kalau kami sedang masuk pagi semua, Bumi harus mandi lebih awal supaya tetap kami yang memandikan dan mengurusi semua keperluan," tukas perempuan yang bekerja di salah satu perusahaan media, Kamis(26/2). Wita merasakan ada rasa yang hilang jika melewatkan kewajibannya memandikan Bumi. Meski terlihat sepele, mandi menjadi momen penting Wita dan Panda. Apalagi, mereka merasa bersalah lantaran tidak bisa menghabiskan waktu seharian dengan si buah hati.

Kini kegiatan mandi Bumi tak lagi banyak bermain bola, ia sedang asyik menepuk-nepuk air saat mandi, saling memercikkan air bersama Wita dan suami, tawa pun menghiasi wajah Bumi. Canda tawa yang terjadi saat memandikan Bumi, menjadi semangat mereka beraktivitas. Senada dengan Wita, selebritas Ivy Batuta juga menyempatkan diri mengurus kedua anaknya, terutama waktu mandi. Banyak hal yang dapat dikerjakan ketika memandikan sang anak, ia pun mengklaim sebagai pemijat ulung bagi sang buah hati. "Kuncinya jangan panik sehingga anak senang saat kita mandikan. Kedekatan itu perlu kita ciptakan, jangan sekadar bersihkan, lalu guyur dengan air, ajak bercanda sambil bernyanyi meskipun mereka belum paham. Terkadang ya, saya sudah make up, rapi deh pokoknya, eh anak merengek minta dimandikan, ya sudah saya ikut main air lagi," kata Ivy yang masih memandikan kedua anaknya yang kini berusia 4 dan 5 tahun.

Di sisi lain, Rani Dian tidak memiliki kegiatan yang sama seperti Wita dan Ivy. Harus berangkat pagi ke kantor, membuatnya terpaksa melepaskan sang buah hati dimandikan oleh pengasuh. Meskipun begitu, ia tetap memiliki pengalaman bercengkerama dengan buah hatinya sembari bermain air. Ia pun tidak bisa diam ketika memandikan anaknya yang bernama Hikari, bernyanyi, dan menggoda menjadi kegiatan yang disukainya. "Senang, apalagi saat dia tertawa atau raut mukanya ceria, he he he. Kalau sekarang jarang sekali memandikan Hikari," ungkapnya.

Sebaiknya orangtua
Pakar setuhan, I Gusti Ayu Trisna, menegaskan ritual memandikan anak sebaik-baiknya dilakukan langsung oleh orangtua. Kontak fisik antara anak dengan orangtua dan khususnya ibu, berdampak besar bagi perkembangan anak. Sembari mandi, kata Trisna, ibu dapat memberikan stimulasi pijat seperti mengusap dan mengurut di beberapa bagian tubuh anak. Hal ini sangat berguna untuk memperbaiki sistem imun seorang anak dan membantu berlatih relaksasi. Jika anak merasa nyaman dan rileks, produksi hormon stresor pun berkurang. Intensitas rewel pun menjadi berkurang. Dalam penelitian yang dilakukan Trisna, bersentuhan disertai pijitan secara langsung oleh sang ibu akan memberikan tiga kali kemungkinan lebih besar anak berekspresi positif.

"Jarak antara ibu dan anak ketika memandikan atau memijat tidak boleh terlalu jauh ataupun terlalu dekat, sekitar 30 cm. Jalin ikatan sejak dini dengan anak. Dengan begitu, perkembangan mereka akan berjalan baik dan maksimal karena merasa senang dekat dengan ibu dan ayah," tukas Trisna dalam acara kampanye global Johnson's So Much More di Senayan City, Kamis(26/2). Pakar aroma, Arun Viswanath, menyebut aroma pada produk bayi menjadi stimulator memori.
Karena itu, mandi dengan produk beraroma harum disertai interaksi akan menjadi kenangan yang terus melekat. Hal tersebut karena pusat pengolahan penciuman berada di dekat pusat emosi dan memori. Aroma juga meningkatkan kesenangan dan kewaspadaan si buah hati.