575 Titik Api Terdeteksi Kebakaran Meluas

Penulis: MI/RUDI KURNIAWANSYAH Pada: Rabu, 04 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
575 Titik Api Terdeteksi Kebakaran Meluas

ANTARA/TAUFAN RAZZAK

TITIK api indikator kebakaran hutan dan lahan di Sumatra kian mengganas. Dari pantauan satelit, terdeteksi sedikitnya 575 titik api kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dengan sebagian besar terfokus pada wilayah Riau.

Berdasarkan pantauan satelit terra yang dilansir dari www.weather.gov.sg milik Singapura pada pukul 10.03 WIB, kemarin, terdapat sebanyak 575 titik api indikator kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra.

Sebaran titik api terbanyak masih berada di wilayah Riau, persisnya di sepanjang pesisir pantai timur, yaitu Bengkalis, Dumai, Rokan Hilir, dan Pelalawan.

Kali ini, pencitraan satelit berhasil menangkap titik api yang cukup besar jika dibandingkan dengan selama beberapa pekan terakhir. Dari informasi terakhir, kebakaran hebat masih melanda Kabupaten Bengkalis, tepatnya di dekat kawasan lindung cagar biosfer Giam Siak Kecil.

Menurut Kepala Desa Tanjung Belit, Kecamatan Siak Kecil, Joko Margono, kebakaran hutan dan lahan telah meluluhlantakkan kawasan seluas 200 hektare di desa tersebut. Kebakaran yang belum diketahui penyebabnya itu hingga kini terus meluas dan mulai mendekati kawasan permukiman penduduk di Dusun Tanjung Anom.

"Kebakaran tidak jauh dari lahan PT Surya Dumai dan terus meluas mendekati pemukiman penduduk. Api yang berkobar hari ini cukup besar," ungkap Joko.

Dia menjelaskan sejauh ini belum ada satu pun upaya berarti dari pemerintah untuk melakukan pemadaman. Padahal, pemerintah pusat sedikitnya menganggarkan dana Rp500 miliar untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Riau. Namun, hingga kini belum ada tindakan berarti yang bisa dilakukan pemerintah dengan dana sebesar itu.

"Kami dari pemerintah desa secara swadaya terpaksa menyewa alat berat untuk membuat sumur sebagai sumber air untuk melakukan upaya pemadaman," tegasnya.

Joko menambahkan pihaknya sangat mengkhawatirkan kondisi kebakaran yang sudah sangat berbahaya tersebut. Apalagi keadaan cuaca yang panas membuat kobaran api di dalam tanah gambut menjadi sulit dikendalikan. "Kami tak ingin kebakaran lahan ini membahayakan penduduk di Dusun Tanjung Anom," ungkapnya.

Sementara itu, kondisi serupa juga terjadi di Desa Teluk Kenidai, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Kebakaran lahan yang didukung cuaca panas dan angin kencang telah membuat panik masyarakat sekitar. Kobaran api menjalar dengan sangat cepat hingga meludeskan sedikitnya 4 hektare kawasan gambut di daerah itu.

"Kami terus terang menjadi panik lantaran kebakaran menjalar dengan cepat. Kami takut kebakaran ini merembet sampai pemukiman penduduk," kata Dodi Pasaribu, warga Teluk Kenidai.

Sejauh ini, lanjutnya, upaya pemadaman hanya dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat. Belum ada bantuan ataupun tindakan nyata untuk mengendalikan api dari pemerintah.

Hujan buatan

Sementara itu, upaya pemadaman kebakaran hutan dengan hujan buatan dilakukan pihak Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Operasi modifikasi cuaca untuk penanggulangan kebakaran lahan dan hutan mulai membuahkan hasil yang ditandai dengan turunnya hujan di Provinsi Riau.

"Berdasarkan laporan yang masuk ke Posko Siaga Darurat Kebakaran Riau, telah turun hujan deras kemarin di sebagai selatan Kabupaten Bengkalis," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT F Heru Widodo, kemarin.

Operasi modifikasi cuaca menggunakan satu pesawat jenis Casa 212 milik BPPT dimulai dengan menebar garam untuk hujan buatan di Riau pada Senin (2/3) lalu. Pesawat BPPT melakukan satu kali terbang untuk menebar garam di langit Kabupaten Bengkalis, Siak, Pelalawan, dan Kota Dumai. (Ant/N-2)