Toilet Jepang Menyihir Tiongkok

Penulis: MI Pada: Jumat, 06 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Toilet Jepang Menyihir Tiongkok

MI/Seno

HUBUNGAN diplomatik antara dua negara terbesar di Asia, Tiongkok dan Jepang, boleh saja tegang. Akan tetapi, harga barang-barang di Jepang yang kian murah mendorong para pembeli dari Tiongkok memburu barang-barang di Jepang.

Banyak pembelian tidak terduga dilakukan mereka, salah satunya kursi toilet elektronik dengan fitur pemanas (heat up), mencuci (wash), mengeringkan (dry), dan mensterilkan (disinfect).

Kurs yen Jepang yang melemah hampir 40% terhadap yuan Tiongkok selama dua tahun terakhir menjadi salah satu pendorong wisatawan daratan Tiongkok untuk berbelanja di Jepang, kata seorang analis.

Wisatawan Tiongkok mengunjungi berbondong-bondong dan menghabiskan waktu yang lama di Jepang. Jumlah kunjungan wisatawan Tiongkok di Jepang hampir dua kali lipat menjadi 2,4 juta orang pada 2014. Sementara itu, total belanja mereka rata-rata naik 10,4% menjadi 231.753 yen (sekitar Rp25 juta) per orang.

''Salah satu alasan utama (wisatawan) Tiongkok yang memilih untuk pergi ke Jepang ialah naiknya keterjangkauan pembelian barang dari penurunan yen,'' kata analis Nomura China Konsumen Katherine Chan dalam sebuah catatan yang diterbitkan pada Selasa (2/5).

Wisatawan yang datang ke Jepang sering mengagumi multifungsi kursi toilet elektronik Jepang, tetapi hingga kini sedikit yang membawa mereka pulang. Namun, hal berbeda terjadi selama liburan Tahun Baru Imlek lalu.

Menurut survei media sosial yang dilakukan perusahaan analisis data yang besar di Jepang, Hotto Link, kursi toilet elektronik baru-baru ini menjadi barang ketiga paling populer di kalangan pembeli Tiongkok di Jepang. Bahkan penjualannya mengalahkan penanak nasi.

''Kursi toilet dengan fasilitas heater merupakan penjualan yang paling laris untuk konsumen dari Tiongkok. Untuk itu, kami telah menyiapkan display area khusus bagi mereka di toko-toko terbesar kami Tokyo,'' kata Yasuaki Beppu, juru bicara Bic Camera, salah satu peritel elektronik terbesar di Jepang.

Banyak pengecer menyoroti model toilet yang tidak memerlukan pekerjaan saluran air dan hanya perlu terhubung ke tangki air yang paling digemari. Selain itu, harga yang lebih murah menjadi penarik utama bagi wisatawan Tiongkok.

Sebagai contoh, menurut laporan surat kabar yang dikelola Inggris China Global Times, model Toshiba SCS-T160 Clean Wash dijual seharga sekitar US$441 (sekitar Rp5,69 juta) di Tiongkok, di Jepang dijual seharga US$117 (Rp1,5 juta).

Di Jepang, harga toilet elektronik berkisar dari 10 ribu-70 ribu yen, menurut Bic Camera di Beppu. Konsumen Tiongkok biasanya memilih model dalam kisaran 30 ribu yen (sekitar Rp3,2 juta).

''Tidak murah, tetapi mereka mampu mencegah kuman menumpuk serta memiliki fungsi cuci dan pemanas instan,'' kata kolumnis Sina Finance Wu Shaobo dalam artikelnya pada 26 Januari.(*/CNBC/E-3)