Berebut Penumpang lewat Ponsel

Penulis: Akmal Fauzi Pada: Jumat, 13 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Berebut Penumpang lewat Ponsel

MI/RAMDANI

TELEPON seluler Android para tukang ojek di pangkalan dekat Pasar Santa, Jakarta Selatan, berbunyi serentak pada Selasa (10/3) siang. Jari-jemari para pengojek itu kemudian dengan cekatan menekan dan menggeser ponsel layar sentuh masing-masing. Mereka adu cepat merespons panggilan. Mereka harus cepat-cepat menekan pilihan 'ambil booking' di layar ponsel. Di sana, pengojek bisa melihat jenis pesanan yang masuk, mengantar penumpang, barang, atau layanan belanja. Lokasi yang dituju dan tarifnya pun sudah tertera di layar.

Jika kalah cepat, akan muncul gambar emoticon sedih. Sebaliknya, ketika mereka berhasil, akan muncul peta lokasi si pemesan atau layanan lain yang diinginkan.

''Ah, kurang beruntung. Dia lagi yang dapat. Memang dia tangan malaikat, cepat banget geraknya,'' ujar salah satu tukang ojek sambil memandang layar ponselnya.

Pemandangan seperti itu kerap terlihat di beberapa pangkalan Go-Jek, salah satu jasa ojek yang berbasis aplikasi mobile Android. Beberapa tukang ojek yang telah dilatih profesional itu bahkan memiliki trik masing-masing agar tidak kalah saat berebut penumpang. Ada pengojek yang memasukkan ponsel ke tas plastik kecil, kemudian dikalungkan di leher.

''Bahkan ada yang diikat di head lamp (kepala motor), itu benar-benar enggak mau kalah cepat,'' kata Marcelina, 36, salah seorang pengemudi Go-Jek.

Melatih para pengojek baru untuk bisa profesional dan melek teknologi bukan perkara mudah. Sebagian besar tukang ojek belum akrab dengan ponsel layar sentuh.

Marwan, 52, misalnya. Sebagai pengojek baru, ia dan 39 orang lainnya harus mengikuti pelatihan sebelum terjun langsung ke lapangan. Bagian tersulit, menurut dia, ialah pelajaran memakai aplikasi Android.

''Aduh. Jempol saya gede banget. Ini gimana mencetnya? Enggak ada tombolnya, layar semua,'' celetuknya saat berlatih di ruang kelas. Beberapa rekan Marwan yang lain pun masih terpeleset jari saat mengakrabi aplikasi canggih itu.

Selain pelatihan tersebut, Marwan dan rekan-rekannya dilatih cara menerima pelanggan, mentransfer uang, dan menarik uang ke rekening melalui aplikasi itu. Ia mengaku ponsel fasilitas kantor itu ia bayar dengan cara mencicil Rp50 ribu setiap minggunya.

''Setelah (saya) mencicil 14 kali, ponsel ini jadi milik saya. Ini yang menyambung napas saya sekarang,'' tuturnya.

CEO of PT Go-Jek Indonesia Nadiem Mukarim mengatakan penggunaan jasa ojek profesional berbasis aplikasi mobile Android sudah diluncurkan sejak Januari 2015. Kehadiran aplikasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan memudahkan calon penumpang.(J-4)