Soekarno-Hatta, Tanah Abang, dan Malaysia

Penulis: Administrator Pada: Minggu, 15 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Soekarno-Hatta, Tanah Abang, dan Malaysia

MI/RAMDANI

NOOR HERMAN, 40, bersama rombongan bergegas turun dari bus pariwisata Panorama berwarna oranye di Jalan Fachrudin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, sekitar pukul 10.00 WIB, kemarin. Rombongan yang berjumlah 12 orang, termasuk dirinya, itu bergegas menuju Pasar Grosir Tanah Abang yang mulai ramai pembeli.

Noor ialah akuntan di perusahaan swasta asal Kuala Lumpur, Malaysia. Ia tiba di Jakarta pada Rabu (11/3) siang, mengikuti paket wisata. Sebelum ke Tanah Abang, ia mengunjungi aneka museum di Jakarta, Puncak, hingga akhirnya berbelanja baju, agenda yang paling ia tunggu-tunggu.

"Hendak belanja baju untuk oleh-oleh keluarga. Saya dengar di sini memang murahlah," ujar Noor seraya memilah-milah baju koko di Blok A Lantai 2, Pasar Grosir Tanah Abang.

Kendati mengaku puas karena merasa sepadan mengeluarkan dana Rp600 ribu untuk beberapa potong baju muslim, Noor mengaku sempat tidak nyaman, karena lalu lintas di depan pasar yang kurang teratur.

"Kami tiga hari. Saya lahir dan tinggal di Malaysia, tapi tetap senang dengan Indonesia. Kebetulan, leluhur saya berdarah Jawa. Pada era 1930-an, mereka pindah ke Malaysia," ungkap Noor.

Rombongan pelawat asal Malaysia memang cukup beragam, beretnis Melayu, Tionghoa, dan India. Setelah menukar ringgit ke rupiah, mereka berpencar, berbaur dalam kesibukan Tanah Abang.

"Saya melihat banyak gamis yang sangat bagus karena bisa dapat seharga Rp150 ribu. Di Kuala Lumpur bisa sampai RM100," ungkap Noor yang juga piawai menawar.

"Kita punya kultur yang serumpun, bahasa hampir sama. Ini yang membuat wisatawan Malaysia ke sini seperti masih berada di negeri sendiri," tuturnya.

Bus pariwisata Panorama sudah siap berangkat. Seorang pemandu nampak sigap. Dia memberi aba-aba kepada Noor dan rombongannya untuk naik ke bus. Mereka akan menuju ke kawasan Cikini untuk bersantap siang. Setelah itu, barulah mereka menuju ke Soekarno-Hatta untuk kembali pulang ke negeri jiran.

Untuk dijual lagi

Sebelumnya, pada Jumat (13/3), salah satu wisatawan asal Malaysia, Syamsu, 36, bersama dua rekannya juga memilih Tanah Abang sebagai tempat berbelanja. Mereka menggunakan layanan sebuah maskapai penerbangan komersial. Dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA) pukul 09.50 waktu setempat dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pukul 10.50 WIB, sehari sebelumnya.

Syamsu dan dua rekannya itu memilih menggunakan layanan taksi. Dari Soekarno-Hatta, mereka pun meluncur ke sebuah guest house di Jl Kebon Kacang, Tanah Abang. "Belanja pun untuk dijual kembali di sana," jelasnya.

Jika Batam memikat dengan kedekatan jarak serta paket wisata kuliner dan cendera mata berwujud sikat gigi hingga mi instan, Tanah Abang menjadi ikon wisata belanja fesyen yang murah pun bermutu, berjajaran dengan Pasar Baru di Bandung, memperkaya pesona dan potensi Indonesia.