Kampus Berperan Sumbangkan Pemikiran Kurangi Kemiskinan

Penulis: MI/Bay Pada: Rabu, 18 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Kampus Berperan Sumbangkan Pemikiran Kurangi Kemiskinan

MI/Sumaryanto

Kalangan kampus atau perguruan tinggi berperan penting menyumbangkan pemikiran dalam mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi. Kampus dapat  berperan utama menyumbangkan pemikiran dan kontribusi berupa riset dan analisis ilmiah,"Peran utamanya ya  pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan itu,kita dunia kampus berkontribusi memberi sumbangsih pemikiran ,"kata Kwik Kian Gie menjawab pers dalam seminar bertajuk 'Ironi Pembangunan Ekonomi Indonesia," di kampus  Kwik Kian Gie School of Business di Jakarta,kemarin,Kwik menyitir Bank Dunia yang menyatakan ukuran miskin atau tidak adalah pengeluaran dua dollar AS per hari per orang. Kwik yang juga  Ketua Dewan Pembina Yayasan Institute Bisnis Indonesia, mengatakan, jika kriteria ini yang dipakai, maka 50 persen dari rakyat Indonesia hidup  miskin. Dengan begitu,kata dia, esenjangan sosial di Indonesia sudah sangat tinggi.

Ia mencontohkan,di  Jakarta saja,di kawasan pusat perbelanjaan  Grand Indonesia yang  megah, masih terdapat lorong-lorong yang hanya dapat dimasuki motor.  Di kanan kirinya terdapat rumah-rumah sangat kecil yang pada saatnya menjadi mangsa penggusuran, karena lokasinyai strategis. "Jadi kalau  kita masuk ke dalam daerah-daerah  'kantong-kantong kemiskinan', kemiskinannya sudah melampaui batas-batas kemanusiaan," ujar Kwik mantan Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan, dan Industri itu, Dikatakan,pembangunan ekonomi dengan ketimpangan sosial yang melebar memang sebuah ironi,tetapi tidak hanya terjadi di Indonesia saja.Pembanguan ekonomi dengan ketimpangan melebar antara kaya dan miskin selalu terjadi dalam pembangunan ekonomi yang didasarkan asas dan sistem liberalisme.

Rektor Kwik Kian Gie School of Business, Anthony Budiawan senada bahwa pemerintah berperan mengurangi ksenjangan pendapatan.ia mengusulkan salah satu solusi mengurangi kesenjangan dengan menarik  pajak penghasilan pribadi   yang tinggi dan progresif,misalnya mereka yang berpenghasilan Rp 5 hingga Rp 10 miliar dikenakan pajak   40 persen,penghasilan diatas Rp 20 m dengan pajak,50 persen. Namun ia menyayangkan langkah pemerintah yang akan mengenakan pajak atau PPN pengguna jalan tol."Seharusnya yang dikenakan pajak tinggi para pengguna mobil mewah ,"pungkasnya.