Rousseff Janjikan Dialog

Penulis: MI/Basuki Eka Purnama Pada: Rabu, 18 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Rousseff Janjikan Dialog

AP

PRESIDEN Brasil Dilma Rousseff, kemarin, berjanji menggelar dialog dengan demonstran yang mengkritik dirinya. Hal itu diungkapkan Rousseff sehari setelah digelarnya demonstrasi besar-besaran menentang sang presiden. Presiden perempuan pertama Brasil itu terpilih kembali, enam bulan lalu, lewat sebuah pertarungan ketat dalam pilpres. Namun, kini dia harus menghadapi tekanan keras terkait dengan skandal korupsi senilai US$3,8 miliar (Rp50,2 triliun) di perusahaan minyak milik negara Petrobras. Korupsi itu menyeret pemerintahan koalisi pimpinan Rousseff dan memunculkan seruan agar presiden itu dimakzulkan. Tekanan terhadap Rousseff terus menguat seiring dengan terus merosotnya perekonomian Brasil.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung di televisi nasional, Rousseff mengatakan pemerintahannya siap membuka dialog dengan masyarakat. Rousseff pun meminta seluruh Brasil untuk bersatu dan menyeru kepada semua partai politik untuk memperhatikan kemarahan warga. Dia juga mengaku tengah menyiapkan paket reformasi politik yang akan diungkap beberapa hari mendatang. Perempuan mantan pemimpin gerilya dan pernah ditahan juga disiksa di masa pemerintahan diktator militer sepanjang 1964-1985 itu menegaskan berkomitmen memimpin warga Brasil yang berjumlah sekitar 200 juta orang. Mengenai demonstrasi yang dilaporkan dihadiri jutaan orang, Rousseff mengatakan, "Kemarin, ketika saya melihat ratusan ribu orang menggelar demonstrasi, saya merasa betapa pentingnya perjuangan kita saat melepaskan diri dari pemimpin diktator."

Demo susulan
Korupsi di tubuh Petrobras mencakup suap terhadap politisi senilai US$3,8 miliar melalui kontrak-kontrak yang digelembungkan. Rousseff menjabat Presiden Petrobras saat korupsi terjadi. Meski Rousseff tidak diselidiki, para pemimpin koalisi pemerintah diperiksa terkait korupsi tersebut, termasuk Ketua Senat Renan Calheiros dan Ketua DPR Eduardo Cunha. Keduanya merupakan tokoh kunci di Partai Gerakan Demokrasi Brasil (PMDB), komponen penting di pemerintahan koalisi Rousseff. Hingga kini, 13 senator, 22 anggota DPR, dan 2 gubernur tengah diselidiki terkait kasus korupsi di Petrobras.

Demonstrasi pada Minggu (15/3)merupakan yang kedua setelah gelombang pertama pada Juni 2013. Saat itu, warga Brasil turun ke jalan memprotes meroketnya biaya transportasi dan penggunaan miliaran dolar untuk Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016. Bedanya, demonstrasi 2013 dialamatkan kepada politisi secara umum, sedangkan demonstrasi pada Minggu (15/3) menyasar Rousseff secara khusus. Warga berencana menggelar demonstrasi susulan 12 April mendatang. Sekretaris mantan Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, Ricardo Kotscho, mengatakan, "Tampaknya sebuah siklus politik akan berakhir di Brasil. Pemerintahan Dilma telah kehabisan amunisi dan tidak bisa lagi menenangkan warga yang marah."