Partai Netanyahu Menangi Pemilu

Penulis: Haufan Hasyim Salengke Pada: Kamis, 19 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Partai Netanyahu Menangi Pemilu

AP/Dan Balilty

PARTAI Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencatat kemenangan besar dalam pemilu parlemen Israel, kemarin.

Kemenangan yang menakjubkan itu memberikan kesempatan bagi Netanyahu untuk membentuk pemerintahan koalisi sayap kanan dan menjadikannya sebagai pemimpin terlama dalam sejarah negeri Yahudi itu.

Dengan hampir seluruh surat suara yang dihitung, Rabu (18/3), Partai Likud meraup 30 kursi (23,26%) dari 120 kursi di Knesset, parlemen Israel. Sementara pesaing terberatnya, koalisi kiri-tengah Zionist Union, meraih 24 kursi (18,73%).

Adapun sisa kursi Knesset diperebutkan oleh delapan partai yaitu Joint List yang meraih 14 kursi, Yesh Atid (11), Kulanu (10), Bayit Yehudi (8), Shas (7), United Torah Judaism (60), Yisrael Beytenu (6), dan Meretz (40).

"Melawan segala rintangan, kita mencapai kemenangan besar bagi Likud," ungkap Netanyahu di hadapan pendukungnya di Tel Aviv.

Pemimpin Zionist Union yang juga ketua oposisi, Isaac Herzog, mengakui kekalahan secara terbuka dan mengucapkan selamat kepada Netanyahu yang berhasil bertahan sebagai PM untuk ketiga kalinya secara berturut-turut.

"Saya telah berbicara dengan Netanyahu. Saya mengucapkan selamat atas kemenangannya dan berharap dia beruntung," ujarnya.

Kemenangan Likud itu mengejutkan. Merujuk kepada sejumlah jajak pendapat prapemilu, Zionist Union diunggulkan.

Jajak pendapat itu pula yang membuat Netanyahu khawatir dan mengeluarkan pernyataan, "Tidak akan pernah ada negara Palestina!."

Sejumlah analis melihat kemenangan Likud di bawah kendali Netanyahu akan memperdalam perseteruan antara Israel dan Palestina serta kekuatan Barat, terutama Amerika Serikat (AS).

Sebagai tanggapan atas kemenangan Likud, Palestina bersumpah akan meningkatkan kampanye untuk meraih pengakuan internasional.

"Jelas bahwa Netanyahu akan membentuk pemerintah berikutnya. Jadi dengan tegas kami mengatakan akan menuntut ke Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag dan kami akan mempercepat, mengejar, dan mengintensifkan semua upaya diplomatik," ujar kepala juru runding Palestina, Saeb Erakat.

Koalisi longgar
Setelah hasil yang mengembirakan itu, Netanyahu berharap bisa membentuk pemerintahan baru dalam beberapa minggu mendatang.

'Perdana Menteri berharap bisa mulai membentuk pemerintahan secepatnya agar bisa menyelesaikan tugas dalam dua atau tiga pekan', tulis Likud dalam sebuah pernyataan.

Dalam pernyataan itu juga diungkapkan bahwa Netanyahu telah berbicara dengan sejumlah pemimpin partai kecil yang dianggap menunjukkan niat bermitra dengan pemerintah.

Koalisi yang longgar dengan merangkul kalangan nasionalis, basis agama, dan ultraortodoks tersebut membuat pemerintahan yang terbentuk nantinya akan menempatkan Israel berada pada posisi 'terasing' dari komunitas internasional dalam masalah kemerdekaan Palestina.

Israel juga disebut akan terus berseteru dengan Washington. (AFP/AP/Jerusalem Post/I-2)y Mehari Utami/I-2)