Presiden Hadi Minta Intervensi Militer

Penulis: MI/Haufan Hasyim Salengke Pada: Rabu, 25 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
Presiden Hadi Minta Intervensi Militer

AP

PRESIDEN Yaman Abed Rabbo Mansour Hadi, Senin (23/3) waktu setempat, meminta negara-negara Teluk untuk melakukan intervensi militer terhadap pemberontak Syiah Houthi yang menguasai ibu kota negara itu, Sana'a. Kelompok Houthi yang mendapat dukungan dari Iran tengah membangun kekuatan di wilayah selatan Yaman. Dengan perkembangan situasi tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa negara itu berada di ambang perang saudara yang berkepanjangan. Selain menggalang dukungan dari Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Riad Yassin, Hadi juga meminta PBB memberlakukan zona larangan terbang. Dengan pemberlakuan itu, para pemberontak Houthi tidak dapat menggunakan bandara yang dikuasai mereka.

Saat berbicara kepada stasiun televisi dan media cetak Arab Saudi, Al Hadath TV dan Asharq Al-Awsat, Yassin menyampaikan permintaan Hadi kepada GCC itu. Dia menggarisbawahi bahwa otoritas Yaman memerlukan bantuan kekuatan Teluk karena keadaan saat ini sedang tidak berpihak kepada pemerintahan Hadi. "Saat ini tidak berada di pihak kami," ungkapnya. Permintaan intervensi militer itu tampaknya mendapat sambutan. Menlu Arab Saudi Saud al-Faisal langsung berkomentar dengan mengatakan negara-negara Arab akan mengambil langkah yang diperlukan untuk menjaga kawasan dari 'agresi' Houthi. Saud al-Faisal memperingatkan kelompok pemberontak Houthi untuk menyudahi aksi pendudukan dan kudeta mereka secara damai. Saat ditanya apakah Saudi akan memberi bantuan militer kepada Hadi, dia menegaskan bantuan itu bisa diwujudkan. "Tentu saja, negara-negara di kawasan (Timur Tengah) dan dunia Arab akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kawasan dari agresi," tambah Pangeran Al-Faisal.

Kritik Iran
Saud al-Faisal juga mengkritik dugaan dukungan Iran terhadap kelompok Houthi. "Kami menentang intervensi Iran di Yaman. Hal itu merupakan tindakan agresi," tegasnya. "Kami berharap krisis dapat diselesaikan secara damai dan kami siap menanggapi setiap permintaan Presiden (Hadi)." Di sisi lain, enam negara GCC--Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Oman, dan Bahrain--telah mengeluarkan pernyataan yang bernada peringatan pada awal tahun ini. Anggota GCC menegaskan siap mengambil aksi untuk menjaga stabilitas dan keamanan di Semenanjung Arabia.

GCC menyebutkan aksi pencaplokan sejumlah wilayah Yaman oleh pemberontak Houthi sebagai aksi 'teroris'. Namun, Menlu Yaman menegaskan ekspansi Houthi yang menguasai sejumlah wilayah yang menjadi basis Hadi di selatan Kota Aden harus dihentikan. Dia menuding Houthi sengaja menggagalkan setiap upaya untuk mencapai solusi politik. Seruan intervensi militer itu hanya datang selang beberapa hari menjelang pertemuan tingkat tinggi Arab di Mesir. Permintaan intervensi disampaikan setelah Houthi melakukan serangan udara ke istana presiden di Aden pekan lalu.