Konsistensi Samba Diuji di Stade de France

Penulis: Asni Harismi Pada: Kamis, 26 Mar 2015, 00:00 WIB DPR
 Konsistensi Samba Diuji di Stade de France

AP/FRANCOIS MORI

CATATAN 100% kemenangan Brasil di bawah kendali Carlos Dunga akan mendapat ujian berat, dini hari nanti. Tim ‘Samba’ akan melancong ke Prancis untuk menghadapi tuan rumah di Stade de France dalam laga persahabatan sebelum Copa Amerika.

Bagi Dunga, stadion itu mengingatkannya pada tempat yang menjadi kuburan Brasil di Piala Dunia 1998. Ketika itu, sang juru taktik merupakan kapten Selecao saat ditekuk Zinedine Zidane dkk dengan skor telak 0-3 sehingga gagal mempertahankan trofi Piala Dunia 1994.

Setelah itu, pria yang kini berusia 51 tahun tersebut memutuskan untuk gantung sepatu dari timnas. Kini Dunga membidik kemenangan untuk menghapus memori buruk. Tidak hanya itu, ia ingin memperpanjang catatan sempurna Brasil selama dipegangnya.

Dari enam laga pascakegagalan total di Piala Dunia 2014, Brasil menyapu bersih dengan kemenangan. Bahkan, mereka hanya kemasukan satu bola dan mencetak 14 gol, dua di antaranya ke gawang Argentina di laga bertajuk El Clasico Amerika Latin, Oktober 2014.

Satu-satunya tantangan Dunga ialah mengembalikan ketajaman si bocah ajaib, Neymar. Tandem Lionel Messi di Barcelona itu belakangan mengalami ketumpulan, termasuk saat kontra Real Madrid lalu dan hanya mencetak tiga gol dalam sembilan pertandingan.

Untuk menangani hal itu, Dunga mencoba memberinya posisi sebagai kapten tim di laga malam nanti. Ia berharap tanggung jawab yang besar mampu mengeluarkan permainan terbaik dalam diri striker berusia 23 tahun tersebut. "Semakin besar tanggung jawab yang diembannya, semakin besar kemajuannya," jelas Dunga.

Neymar pun menyambut baik tantangan sang pelatih dan berjanji kegagalan di final Piala Dunia 1998 bakal terbayar malam ini. Meskipun demikian, ia menandaskan laga tersebut bukanlah ajang balas dendam, melainkan untuk melihat kemajuan tim 'Samba'.

"Laga ini akan berlangsung dengan tempo tinggi dan sangat penting untuk melihat kemajuan kami," ujar pemain yang mengaku masih menjadi pesepak bola jalanan kala final Piala Dunia 1998 itu.

Persiapan
Sama seperti Neymar, pelatih Prancis Didier Deschamps juga bakal menjadikan laga itu sebagai bagian dari persiapan timnya menuju Euro 2016 yang akan dilangsungkan di negaranya. Sebagai tuan rumah, ia merasa perlu mempersiapkan diri lebih baik jika dibandingkan dengan tim lain yang di saat yang sama bakal melakoni laga kualifikasi.

"Brasil akan menjadi lawan yang bagus untuk persiapan kami jelang Euro tahun depan. Kami harus tetap fokus dan menjaga momentum," ujar juru taktik yang pernah menangani Juventus itu.

Sama seperti Brasil, Prancis belum terkalahkan dalam laga-laga persahabatan selepas Piala Dunia 2014. Hanya dari enam partai yang mereka lakoni, dua di antaranya berakhir imbang, yaitu kontra Serbia dan Albania.

Untuk skuat,  Prancis kurang tajam di depan meski memiliki sederet striker kelas satu yang kini tengah naik daun, Karim Benzema, Olivier Giroud, dan Antoine Greizmann. Ketiganya terus menjadi andalan di klub masing-masing dan bisa diturunkan di laga malam nanti.

Itu belum termasuk debutan seperti Nabil Fekir yang telah mencetak 11 gol dalam 26 penampilannya bersama Olympique Lyon. Sayangnya, kiper Hugo Lloris dan gelandang Paul Pogba tidak bisa merumput karena cedera lutut dan hamstring.
Sebaliknya di kubu Brasil, Dunga tidak akan bisa memainkan duo Paris Saint Germain David Luiz dan Marquinhos. Sebagai gantinya, ia memberi kesempatan debut pada Gabriel Paulista dan memanggil kembali striker gaek milik Santos, Robinho. (AFP/R-1)

[email protected]