Akhirnya si Kembar Dapat Tempat Layak

Penulis: MI/AKMAL FAUZI Pada: Rabu, 01 Apr 2015, 00:00 WIB DPR
Akhirnya si Kembar Dapat Tempat Layak

MI/AKMAL FAUZI

SEJAHAT-JAHATNYA hewan tidak akan menelantarklan anaknya. Harusnya, manusia yang memiliki akal, pikiran, dan kasih sayang dapat bertindak lebih baik daripada hewan. Ternyata itu tidak berlaku bagi pasangan Surya Kusumah dan Cahyani, di Jatinegara, Jakarta Timur. Sejak mereka bercerai, anak kembar hasil perkawinan mereka yang berusia tiga bulan ditelantarkan.

Beruntung masih ada Sati, 80. Meski untuk berjalan pun harus perlahan, dengan tubuh yang renta dan mulai membungkuk, Sati masih mau menjaga Mochamad Fauzan dan Mochamad Fauzi, cucu kembarnya yang kini berusia 1,5 tahun.

"Kedua orangtua mereka sudah enggak mau ngurus. Mereka ngasih ke Emak. Jadinya sekarang Emak yang ngurus. Kasihan ini juga cucu saya," ujar Sati dengan nada lirih, kemarin.

Fauzan dan Fauzi ialah anak pasangan Surya Kusumah dan Cahyani. Sejak kedua balita itu berusia tiga bulan, kedua orangtua mereka bercerai. Saat itulah nasib Fauzan dan Fauzi telantar. Ayah mereka ialah sopir angkot jurusan Kampung Melayu-Gandaria. Saat ini, Surya menikah lagi. Demikian pula dengan Cahyani yang dikabarkan sudah menikah lagi. Namun, keberadaannya tidak diketahui.

Kondisi itu harus membuat Emak Sati, sapaan akrab nenek kedua balita itu, menjaga cucunya. Lebih dari setahun, Emak Sati mengurus Fauzi dan Fauzan di tempat tinggalnya. Sebuah rumah kontrakan kecil berukuran 3 x 3 m di Jalan Mulia Jaya, RT 01/RW 08 No 42, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur.

"Waktu cucu saya berumur enam bulan, anak saya, Surya, nitip anaknya sama saya. Eh, lama-lama anaknya enggak diurusin karena ada perempuan lain. Ya udah jadinya nenek yang urus," ucap ibu tujuh orang anak itu.

Sati tidak memiliki penghasilan, selain belas kasihan tetangganya. Salah satu anaknya hanya membiayai sewa rumah kontrakannya. "Kalau makan, ada aja yang kasih makan. Jika tidak ada, ya, puasa ," ucapnya.

Santi, 60, salah satu tetangga yang dimaksud Emak Santi. Belakangan, dengan senang hati ia merawat cucu kembar Emak Sati. Ia selalu membawa keduanya saat pagi hari dari rumah Emak Sati dan mengembalikannya pada sore hari.

Bagi Santi, manusia harus berbeda dengan hewan. Jika hewan saja tidak mau menelantarkan anaknya, mengapa manusia bisa menelantarkan anaknya.

"Ini lebih kepada rasa kemanusiaan, berbuat kebajikan. Harta apa yang paling bagus selain berbuat kebaikan?" ucapnya sedikit berfilosofi.

Cerita Fauzan dan Fauzi menyebar di media sosial. Tak pelak, banyak orang yang terenyuh melihat dua bocah yang hidup tanpa kasih sayang orangtua. Kabar itu kemudian terdengar Panti Sosial Asuhan Anak Balita Tunas Bangsa, Jakarta Timur. Kini mereka dirawat di sana.

Saat melihat kepergian bocah kembar itu, meski Santi sedih, dia tetap bersyukur. Mereka akhirnya memiliki tempat yang lebih layak. (J-3)