Southampton Akhirnya Untung sejak 2009

Penulis: Guardian/Ash/R-1 Pada: Rabu, 01 Apr 2015, 00:00 WIB DPR
Southampton Akhirnya Untung sejak 2009

AP/JOHN WALTON

UNTUK pertama kalinya sejak 2009, Southampton akhirnya melihat neraca keuangan klub mengalami profit.

Berdasarkan rilis yang dipublikasikan di situs resmi klub, kemarin, the Saints mencatat keuntungan hingga 33,4 juta pound (Rp664 miliar) setelah dipotong pajak.

Laporan itu didasarkan atas hasil audit internal yang dilakukan St Mary's Football Group Limited.

Jumlah itu merupakan pencapaian tersendiri bagi pasukan Ronald Koeman tersebut mengingat akhir musim 2012-13 lalu mereka rugi hingga 7,1 juta pound (Rp137 miliar).

"Mencatat profit untuk pertama kali sejak 2009 sangat membanggakan bagi kami. Ini menunjukkan klub kami sehat dan ada fondasi untuk membangun klub lebih besar lagi," kata CEO Southampton Gareth Rodgers.

Faktor terbesar yang membuat Southamton mengalami profit ialah pemasukan dari hak siar televisi.

Dari 46,9 juta pound yang mereka terima di musim 2012-2013, musim lalu penerimaan klub dari sektor itu meningkat jadi 79,4 juta pound.

Sektor komersial juga menunjukkan peningkatan meski tidak terlalu signifikan, yaitu dari 6,7 juta pound menjadi 8,3 juta pound.

Total pendapatan klub musim lalu mencapai 106 juta pound, atau naik dari 71,8 juta pound jika dibandingkan dengan musim 2012-2013.

Itu tentu menjadi berita menggembirakan bagi klub yang hanya finis di urutan kedelapan di pada 2013 itu.

Pasalnya, mereka juga mengalami kenaikan pengeluaran di sektor gaji pemain dari 41,4 juta pound menjadi 55,2 juta pound meski telah menjual sejumlah pemain pilar seperti striker Rickie Lambert, Adam Lallana, dan bek Dejan Lovren.

"Fokus bisnis kami tetap pada pertumbuhan sektor komersial sambil mempertahankan visi klub untuk terus kompetitif di kompetisi," imbuh Rodgers.

Musim depan, pendapatan Southampton amat mungkin bakal kembali menanjak jika ikut berlaga di turnamen Eropa.

Kini, Kelvin Davies dkk menghuni peringkat keenam sementara yang merupakan ambang batas untuk lolos ke kualifikasi Liga Europa.

Meskipun demikian, klub yang bermarkas di Hampsire itu masih memiliki utang yang jumlahnya diperkirakan mencapai 50 juta pound.

Sebanyak 19 juta pound ialah utang kepada perusahaan asal Inggris Vibrac, 15 juta pound merupakan pinjaman pemegang saham, dan sisanya merupakan dana pokok para pemegang saham.