Meregang Nyawa demi Lapak Akik

Penulis: MI/AKMAL FAUZI Pada: Sabtu, 18 Apr 2015, 00:00 WIB DPR
Meregang Nyawa demi Lapak Akik

ANTARA
Penjual batu akik

BANYAKNYA peminat batu akik belakangan ini membuat para pedagang rela melakukan apa pun agar barang dagangan mereka terjual.
Seperti yang dilakukan Buyung Haryanto, 47. Ia rela tidur bersama istrinya, Desti, 38, dan anaknya, Chandra, 4, di dalam mobil beserta barang dagangannya. Hal itu dilakukan demi mempertahankan lapaknya di depan Jakarta Gems Centre (JGC) Rawabening, Jatinegara, Jakarta Timur.

Namun, nasib berkata lain, satu keluarga asal Bengkulu itu ditemukan tewas di dalam mobil MPV hitam BD 1821 AH, kemarin pagi.
Keluarga penjual batu akik itu diduga tewas karena keracunan anti nyamuk bakar di dalam mobil. Ketiga jenazah lalu dibawa ke RS Polri Kramat Jati lalu dibawa ke Bengkulu.

"Satu keluarga itu tewas di dalam mobil. Kita menduga mereka keracunan asap, karena saat itu posisi mobil dalam keadaan tidak menyala, tapi ditemukan sisa pembakaran antinyamuk. Kaca mobil juga semuanya tertutup," kata Kapolsek Jatinegara Komisaris Dasril.

Buyung beserta keluarga sudah berjualan di kawasan yang terkenal ramai dengan batu akik itu sejak dua bulan lalu. Ia memang terbiasa tidur di dalam mobil sehabis berjualan. Buyung sempat diajak tinggal bersama paman dari istrinya, Edison, di kawasan Bekasi. Namun, ia menolak karena takut lapak tempatnya berdagang diambil orang lain. "Datang sudah dua bulan lalu, saat batu akik solar Bengkulu naik daun. Kita ajak mereka untuk tinggal bersama di rumah kami atau saudara satunya di Gudang Seng, Kalimalang. Namun, mereka enggak mau dan bilang takut lapaknya diserobot pedagang lain," ungkap Edison.

Muharman, kakak kandung Desti, mengatakan ramainya pedagang batu akik di Rawabunga membutuhkan usaha keras dari pedagang batu untuk mendapatkan lapak. "Memang yang dagang ramai sekali, jadi lapak itu rebutan. Kalo kita mengeluarkan mobil langsung ada yang gantiin. Dari belasan pedagang di sini, cuma mereka yang tidur di mobil," ujarnya Ia menambahkan tidak ada sesuatu yang aneh dan mencurigakan.

Adiknya hanya bercerita bahwa ia ingin pulang ke rumahnya di Bengkulu pada hari kejadian. "Sebelumnya baik-baik aja, cuma tadi itu saya lihat ada yang aneh di mobil. Ini kok udah pukul 05.00 belum ngapa-ngapain, biasanya jam segitu sudah siap-siap untuk jualan," katanya.

Kasieops Satpol PP Jakarta Timur PP Agus Sidikie mengatakan pihaknya akan memperketat pengawasan terhadap para pedagang batu pascatewasnya Buyung dan keluarga. "Kita akan perketat pengawasan pedagang batu di jam-jam para pedagang berjualan, tapi di luar jam tersebut kita tidak bisa pantau," kata Agus. (J-1)