Perguruan Tinggi Muhammadiyah Harus Kedepankan Mutu

Penulis: MI/Bay Pada: Minggu, 19 Apr 2015, 00:00 WIB DPR
Perguruan Tinggi Muhammadiyah Harus Kedepankan Mutu

FOTO ANTARA/Jafkhairi

Pengelolaan  perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) mesti mengedepankan mutu dan  mengembangkan kultur akademik serta melakukan akselerasi dalam setiap langkah pengembangannya. ,"Ini karena amanah PP Muhammadiyah  tidak berorientasi kuantitas tetapi  meningkatkan kualitas dengan  mengikuti rambu  regulasi yang ada dan  melakukan penguatan kelembagaan beserta sumberdaya manusianya,"kata  Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI)  Prof Edy Suandi Hamid  dalam Rapat Koordinasi Nasional PT Muhammadiyah dan Aisiyah di Mataram, Sabtu (18/4). Kegiatan ini diikuti sekitar 200 pimpinan PTM dan Aisiyah yang dibuka oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin. Edy Suandi Hamid yang juga Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah melalui rilisnya kepada pers ,Minggu (19/4)  menjelaskan pada tahun 2005 jumlah perguruan tinggi di Indonesia baru sebanyak 2428 buah dan awal 2015  sudah mencapai 4264 buah. Sementara PTM (diluar Aisiyah) hanya naik dari 164 menjadi 166 pada kurun yang sama. Diluar itu ada 11 PT Aisiyah.

Dengan kondisi itu, Edy menegaskan  Muhammadiyah tidak perlu menyesal walau jumlah PTM selama belasan tahun terakhir relatif tidak bertambah, bertolak belakang dengan jumlah PT lainnya yang naik hampir dua kali lipat dalam kurun yang sama. "Ini kalau PTM ingin memposisikan diri sebagai PT yang unggul dan berkemajuan dan kualitasnya bisa unggul dan mencerahkan,"tegas Edy yang juga mantan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) DIY itu. Lebih lanjut ia mengingatkan sejatinya  belasan tahun lalu PP Muhammadiyah menerapkan kebijakan morotarium pendirian PTM baru, kecuali pengintegrasian PTM yang sudah ada, atau karena ada pertimbangan yang sangat khusus. Kebijakan berorientasi kualitas seharusnya menjadi pola pikir semua yang terlibat dalam pengelolaan PT, baik PTS maupun PTN.  "Pengelolaan PT yang serampangan buka saja akan merugikan masyarakat, mencetak pengangguran, melainkan juga menimbulkan kemerosotan kredibilitas PT di mata publik,"tegasnya.
 
Sepakat
Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) sebagai salah satu PTM terkemuka di Jakarta sepakat   dalam peningkatan mutu di PTM. Wakil Rektor Uhamka, Gunawan Suryoputro mengemukakan  Uhamka telah merekrut  68 dosen muda potensial yang disiapkan untuk  pendidikan  S3 dengan  skema beasiswa Uhamka,beasiswa  unggulan Kemenristek Dikti dan mitra kerjasama universitas  luarnegeri.  Uhamka,kata Gunawa,n melakukan  peningkatan porsi anggaran sarana prasarana akademik, dosen dan mahasiswa.  "Kami juga melakukan pemetaan kekuatan dan fokus riset serta  publikasi,pengabdian dan pemberdayaan masyarakat,"tegas Gunawan.

Edy menambahkan, menyinggung persoalan aktual yang terkait dengan kewajiban rasio dosen_ mahasiswa dari Direktorat Pendidikan Tinggi Kemenristek Dikti,menurutnya PT memang harus berusaha mengembangkan SDMnya, baik dari jumlah dosen, pendidikan dosen, jabatan akademik, serta mendorong dosen dan lembaga PT melahirkan karya-karya inovatif. Namun dikatakan, kebijakan itu harus tetap realitis, dan mungkin untuk dilaksanakan. Hemat dia,jika  melihat realitas yang ada  kebijakan rasio dosen mahasiswa akan sulit dilaksanakan secara penuh akhir tahun ini. Sebab itu, harus dikaji ulang, dengan skim yang tepat, dan tahapan yang jelas, sehingga dapat dilaksanakan.

"Pemerintah bisa mewajibkan rasio yang baik, tetapi juga harus memberikan solusi bagi  yang kesulitan melaksanakannya. Misalnya dengan memberikan bantuan dosen negeri yang dipekerjakan pada PTS, yang pada waktu masa lalu banyak dilakukan. Jadi tidak hanya asal memerintah dan memberikan ancaman,"ujarnya. Edy  mengingatkan agar anggaran terkait dengan sumberdaya manusia mestinya bersifat dominan dalam belanja perguruan tinggi, termasuk untuk mendorong pendidikan  lanjut  ke jenjang lebih tinggi.

" Mengingat lulusan PT dipersiapkan untuk langsung masuk ke dunia kerja dengan persaingannya semakin ketat. Mereka harus memiliki kompetensi keilmuan dan juga kepribadian yang baik untuk bisa bekerja dengan berkarier dengan baik. Maka , dosen  pun harus memiliki kompetensi yang tinggi serta mengikuti perkembangan yang ada," Dengan filosofi itu, berbagai program dan stimulus harus diberikan supaya dosen berminat menambah pengetahuannya dan berkarya  dalam bidang penelitian, pengabdian masyarakat. Dosen diharapkan menghasilkan karya  akademik yang bermanfaat bagi masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan.  Hal ini bukan saja bermanfaat bagi dosen  tetapi juga memperkuat kapasitas dan daya saing  perguruan tinggi di tengah era perubahan di tanah air, ASEAN, dan global.  (Bay)