Asia-Afrika masih Timpang

Penulis: Arief Hulwan Pada: Rabu, 22 Apr 2015, 00:00 WIB DPR
Asia-Afrika masih Timpang

Antara/Wahyu Putro A

PRESIDEN Republik Indonesia Joko Widodo menyatakan perdagangan antara dua kawasan, Asia dan Afrika, belum mencerminkan potensi yang sesungguhnya. Ekspor Asia ke Afrika mencapai 26% dari jumlah total ekspornya sedangkan ekspor Afrika ke Asia baru 3% dari total ekspornya. Kesetaraan pun digugah Indonesia lewat kemudahan investasi.

''Peningkatan kerja sama perdagangan kita belum mencerminkan potensi yang sesungguhnya, padahal kedua kawasan punya kontribusi besar pada perekonomian dunia. Produk domestik bruto kedua kawasan pada 2014 pun mencapai 51% dari PDB dunia,'' kata Jokowi saat berpidato dalam pembukaan Asian-African Business Summit di Jakarta Convention Center, Jakarta, kemarin (Selasa, 21/4/2015).

Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Asia mencapai 4,9% dan Afrika 4,3% pada 2013-2014, kedua kawasan mampu memberi kontribusi investasi dunia yang signifikan, yakni meningkat tajam dari 13,2% pada 2000 menjadi 41,5% pada 2013.

''Peningkatan ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia dan Afrika semakin berperan dalam pembangunan ekonomi dunia,'' jelas dia.

Akan tetapi, lanjutnya, Asia dan Afrika tetap menghadapi sejumlah tantangan. Pertama, masalah demografi akibat jumlah penduduk yang mencapai 5,4 miliar jiwa atau 75% dari total penduduk dunia. ''Sebagian besar masih miskin dan menjadi korban konflik,'' tambah Jokowi.

Kedua, inflasi kedua kawasan yang masih di atas rata-rata dunia. Ia merinci inflasi di Afrika mencapai 6,6%, Asia 4,7%, dan ASEAN mencapai 4,6%. Untuk sejumlah kawasan tertentu, seperti Timur Tengah, Afrika Utara, Afghanistan, dan Pakistan, inflasi bahkan jauh lebih tinggi lagi hingga mencapai 9%. ''Untuk menghadapi tantangan tersebut, kita harus meningkatkan kerja sama khususnya dalam hal ekonomi dan perdagangan,'' tambah dia.

Waktu yang tepat
Jokowi meyakini peluang investasi di kedua kawasan masih sangat besar, khususnya di sektor manufaktur, pertanian, infrastruktur, dan energi. Ia juga mengajak negara-negara di Asia dan Afrika untuk mengembangkan sistem, peraturan, dan regulasi yang lebih ramah pada dunia usaha, mempermudah lisensi pendirian usaha serta perlindungan terhadap investasi.

Selain itu, ia mendorong agar pihak swasta mau berinvestasi termasuk melalui kemitraan pemerintah dengan swasta. ''Kita harus membuat kebijakan dan tindakan yang tepat, khususnya dengan meminimalkan hambatan perdagangan, baik tarif maupun nontarif, serta mendorong perdagangan langsung, dan meningkatkan fasilitas perdagangan,'' tegas Jokowi.

Langkah-langkah tersebut pun, lanjutnya, harus tetap sejalan dengan prinsip-prinsip sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, tertib, serta saling menguntungkan.

''Saya percaya konferensi ini membawa semangat untuk kerja sama dan semakin meningkatkan potensi yang ada. Di sinilah waktu yang tepat untuk memperkuat hubungan di kedua kawasan,'' tutur Jokowi. (Pra/I-1)