DPR Dorong Kebijakan dengan Perspektif Gender

Penulis: Micom Pada: Minggu, 15 Apr 2018, 13:38 WIB DPR
DPR Dorong Kebijakan dengan Perspektif Gender

DPR RI mendorong pemerintah agar menerapkan kebijakan berperspektif gender di lembaga dan kementerian negara. Dalam laporan Human Development Report (HDR), Indeks Pembangunan Gender (IPM) Indonesia berada pada level sedang, dalam peringkat negara di dunia lainnya.

“IPM Indonesia harus terus kita tingkatkan. Kita punya program Three Ends, yaitu menyelesaikan kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan manusia, dan kesenjangan ekonomi. Ketiganya diselesaikan dalam rangka meningkatkan pemberdayaan dan kualitas hidup perempuan. Kita harapkan dengan kerja keras bersama, IPM kita bisa semakin bagus,” kata Ketua DPR RI Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet, saat menerima Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia (BMOIWI) di ruang kerja pimpinan DPR RI.

Dia meminta kaum perempuan mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menduduki berbagai jabatan publik. DPR bersama pemerintah sudah memperkenalkan sistem yang mewajibkan partai politik memenuhi kuota 30% keterwakilannya perempuan dalam daftar calon anggota legislatif.

“Kita harapkan partai politik bisa memaksimalkan kuota tersebut, sehingga akan semakin banyak kaum perempuan yang mendapatkan amanah sebagai wakil rakyat. Saya yakin, semakin banyak perempuan di DPR RI, akan semakin meningkatkan produktifitas kinerja dewan,” tegas dia.

Bamsoet menilai aktifnya kaum wanita, menjadi harapan besar bahwa bangsa ini masih menggeliat dalam pembangunan. “Kaum wanita punya daya sensitifitas yang tinggi dibandingkan kaum pria. Saya senang sekali, ibu-ibu semua aktif di organisasi sosial kemasyarakatan. Ini menunjukan optimisme bangsa kita,” lanjutnya.

Sepak terjang para tokoh wanita di masa lalu, ujarnya, menunjukan kaum wanita tidak pernah menjadi subordinasi kaum pria. Bukan hanya sebagai pelengkap, namun kaum wanita telah menjadi lokomotif dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

“Sejak kecil kita akrab dengan sosok Cut Nyak Dien, RA Kartini, Rasuna Said, Dewi Sartika, serta para wanita lain yang menjadi pahlawan nasional. Perjuangan tersebut tetap harus kita lanjutkan hingga masa mendatang.". (RO/OL-7)