Ketua DPR: Terorisme Itu Ada dan Nyata

Penulis: Astri Novaria Pada: Minggu, 13 Mei 2018, 17:31 WIB DPR
Ketua DPR: Terorisme Itu Ada dan Nyata

MI/Susanto

KETUA DPR RI Bambang Soesatyo mengutuk keras aksi terorisme di tiga gereja di Surabaya secara serentak yang memakan korban, tidak saja orang dewasa tetapi juga anak-anak, Minggu (13/5). Kejadian tersebut, sambung pria yang akrab disapa Bamsoet itu, seakan menyadarkan bahwa para pelaku teror atau teroris itu ada disekitar kita.

"Mereka hidup bersama kita. Bisa jadi mereka juga ada media sosial yang selama ini mengutuk dan mencaci maki aparat yang melakukan penindakan kepada para terduga teroris dengan tuduhan pelanggaran HAM," ujarnya di Jakarta, Minggu (13/5).

Lebih lanjut kata dia, pasca tragedi penyanderaan di Mako Brimob beberapa waktu lalu, jaringan atau sel-sel yang selama ini terkesan tidur mulai muncul ke permukaan. Mulai dari aksi penikaman anggota intel polri di Depok hingga aksi peledakan bom di beberapa titik di Surabaya minggu pagi yang memakan korban anak-anak tak berdosa.

"Kita tidak tahu berapa banyak lagi target mereka. Sebagai Ketua DPR RI, saya kebisan kata-kata untuk mengutuk keras aksi bom bunuh diri yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa di tiga gereja di Surabaya. Kecuali mendorong aparat penegak hukum untuk segera mengungkap jaringan pelaku serta menindak tegas tanpa pandang bulu," tandasnya.

Pihaknya mengutuk keras aksi keji peledakan bom di tiga gereja yang merenggut korban jiwa. Aksi terorisme seperti ini menurutnya tidak bisa dibiarkan. Ia juga menegaskan tidak ada satupun ajaran agama yang memperbolehkan umatnya membunuh orang lain. Ia berharap aparat keamanan harus menindak tegas pelaku dan jaringan terorisme yang terlibat.

"DPR meminta tindakan para pelaku harus segera diproses hukum. Sebab, apabila aparat kepolisian tidak bergerak cepat, dikhawatirkan akan ada pihak yang memprovokasi masyarakat sehingga kerukunan dan kedamaian bisa terganggu. Saya tegaskan, negara kita tidak memberikan ruang toleransi bagi para pelaku tindakan kekerasan dan terorisme. Apalagi ini bisa mengganggu kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat," tegasnya.

Bamsoet mengingatkan Indonesia sudah memasuki darurat terorisme. Sebab, lanjut dia, serangan demi serangan terorisme masih terus terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

"Belum usai luka rusuh napi terorisme di Rutan Mako Brimob beberapa hari lalu, kini serangan terorisme kembali terjadi lagi di Surabaya. Indonesia sudah masuk darurat terorisme. Negara jangan lagi memberikan ruang bagi terorisme tumbuh subur di tanah air," lanjutnya.

Pihaknya juga meminta Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparat Kepolisian segera mengusut tuntas motif dan pelaku pengeboman secara professional, objektif dan seksama. Penjagaan di tempat-tempat ibadah juga perlu lebih ditingkatkan lagi, mengingat serangan terhadap tempat ibadah merupakan serangan terencana. TNI juga harus bersatu membantu Polri dalam menumpas jaringan terorisme. Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai badan yang bertugas mengatasi masalah terorisme, harus lebih aktif dan tegas mengantisipasi pergerakan terorisme.

"Saya atas nama DPR dan seluruh rakyat Indonesia menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Saya juga meminta masyarakat tidak terprovokasi dengan serangan bom yang terjadi. Karena, persoalan yang terjadi bukan lah konflik antar agama. Tapi perbuatan orang-orang biadab tanpa prikemanusiaan yang tidak perduli anda beragama Kristen, Budha bahkan Islam sekalipun. Mari rapatkan barisan. Kinilah saatnya kita berjihad membela negara," pungkasnya. (X-10)