Harga Telur Naik, DPR Minta Pemerintah Carikan Solusi

Penulis: Antara Pada: Jumat, 20 Jul 2018, 15:05 WIB DPR
Harga Telur Naik, DPR Minta Pemerintah Carikan Solusi

ANTARA

WAKIL Ketua Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Roem Kono meminta kenaikan harga telur ayam dapat segera dicari solusinya oleh pemerintah agar tingkat harga di tengah masyarakat dapat kembali normal dan stabil.

Selain itu, kata dia, berbagai pihak juga diharapkan tidak berspekulasi atau membuat pernyataan yang masih belum jelas terkait adanya fenomena kenaikan harga telur.

"Semua itu perlu diteliti lebih dalam penyebabnya dan harus segera dicari penyelesaiannya," kata politisi Partai Golkar seperti yang dilansir dari Antara, Jumat (20/7).

Menurutnya, pemerintah perlu mendalami berbagai hal yang terkait dengan berkurangnya pasokan telur ayam ke berbagai daeah yang berdampak kepada melonjaknya harga komoditas tersebut.

Sementara itu, anggota Komisi IV DPR lainnya Hermanto mengingatkan bahwa pengadaan telur dapat dibagi menjadi dua klaster pemasok, yaitu supplier besar dalam hal ini korporasi dan ada juga petani telur kelas menengah ke bawah.

Politikus dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu berpendapat bahwa untuk pemasok telur besar maka seluruh komponen biaya daripada ayam itu atau telur itu dikuasai oleh para korporasi. Maka, sambung dia, dapat dilihat siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan dalam hal ini.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengakui adanya disparitas harga telur ayam ras di tingkat peternak dan konsumen mencapai 60 persen sehingga mengakibatkan harga komoditas tersebut melambung terutama dalam sepekan terakhir.

Dalam Operasi Pasar Telur Murah di Toko Tani Indonesia Pasar Minggu, Jakarta, Kamis (19/7), Menteri Amran melaporkan harga telur di Jabodetabek memang sudah perlahan turun meskipun perbedaannya masih berkisar 40-60 persen.

Mentan menjelaskan perbandingan harga yang jauh tersebut salah satunya karena rantai pasok yang panjang dari tingkat peternak, warung pengecer hingga konsumen. Selain itu, para pedagang diduga mengambil keuntungan yang tinggi sehingga harga di tingkat konsumen menjadi mahal. (Ant/OL-7)